Ahad 25 May 2014 10:15 WIB

Suriah Desak PBB Kutuk Serangan di Daraa

 Anggota kelompok perlawanan Jabhat al-Nusra menembakkan senjata ke arah pesawat tempur militer Suriah di Khan Sheikhoun, utara Provinsi Idlib, Sabtu (17/5).
Foto: Reuters/Hamid Khatib/c
Anggota kelompok perlawanan Jabhat al-Nusra menembakkan senjata ke arah pesawat tempur militer Suriah di Khan Sheikhoun, utara Provinsi Idlib, Sabtu (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kementerian Luar Negeri Suriah, Sabtu (24/5), mendesak Dewan Keamanan PBB agar mengutuk serangan pada Kamis (22/5) sehingga menewaskan 39 pendukung pemerintah di Provinsi Daraa, Suriah Selatan, kata kantor berita resmi Suriah, SANA.

"Kelompok ... bersenjata melakukan pembantaian berdarah di Kota Daraa pada 22 Mei, menembakkan bom mortir yang menghantam permukiman sipil yang padat penduduk yang berkumpul untuk menunjukkan dukungan mereka buat tanah air dan pengutukan terhadap aksi teror," kata kementerian tersebut.

Pemerintah Suriah menyatakan bom mortir gerilyawan, yang ditujukan ke pertemuan pendukung Presiden Bashar al-Assad di Daraa, menewaskan 39 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, dan melukai 205 orang lagi, 14 dalam kondisi kritis.

"Kejahatan baru ini menambah jalur catatan menjijikan pelaku teror yang didukung negara regional dan internasional," kata kementerian tersebut sebagaimana dikutip Xinhua, Ahad pagi.

Pemerintah Suriah juga menyampaikan tekad untuk mempertahankan rakyat Suriah selain mengupayakan penyelesaian politik bagi krisis berkepanjangan di negeri itu.

"Suriah menuntut masyarakat internasional mengelukarna pengutukan kuat dan tegas terhadap serangan teror dan tindakan negara yang mendukung aksi teror," tambah kementerian tersebut.

Serangan bom mortir telah menjadi kejadian rutin setiap hari di negara yang dirundung konflik itu, tempat lebih dari 150.000 orang telah tewas dan lebih dari sembilan juta orang meninggalkan tempat tinggal mereka sejak krisis meletus tiga tahun lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement