Ahad 05 Apr 2015 08:43 WIB

Pakar: Konflik Yaman Agenda Porakporandakan Dunia Islam

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nasih Nasrullah
Konflik bersenjata di Yaman.
Foto: AP/Wael Qubady
Konflik bersenjata di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, Konflik yang melanda Timur Tengah saat ini, tak terkecuali Yaman, menurut Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam, Universitas Indonesia Abdul Muta’ali, sulit untuk tidak mengaitkannya dengan konspirasi apakah dari Israel atau negara Barat untuk memporakporandakan negara-negara Islam.”Memang sulit terbantahkan,”katanya. Namun itulah yang terjadi sekarang, suka dan tidak suka inilah geopolitik yang terjadi di Timur Tengah. Berikut ini petikan perbincangannya dengan wartawan Republika Amri Amrullah:   

Apa posisi strategis Yaman bagi dunia Islam?

Ada pepatah Arab yang menyebutkan Yaman itu sebagai Umm al-Arab, Ibunya bangsa Arab.Alquran sempat menyebut secara implisit Yaman dalam surah al-Quraisy. Jadi dalam surah itu menjelaskan Nabi Muhammad SAW kalau musim dingin berdagang ke Yaman kalau musim panas beliau berdagang ke Syam. Sehingga Yaman ini sejak dulu sudah dikenal di dunia Islam sebagai kota perdagangan, termasuk disana ada pelabuhan besar Aden.

Jadi posisi strategis Yaman di dunia Islam, sebagai wilayah yang penuh nilai sejarah Islam, wilayah perdagangan utama. Di samping itu Yaman itu pada masa Rasulullah pernah memiliki gubernur tertua dan termuda dari para sahabat yang diangkat langsung oleh Rasul. Gubernur Yaman tertua dari sahabat Rasulullah, adalah Abu Dzar al-Ghifari yang berusia 75 tahun, dan gubernur termuda yaitu Muadz bin Jabal yang ketika diangkat jadi Gubernur berusia 19 tahun. Ini artinya negeri Yaman itu memiliki posisi penting dalam sejarah dunia Islam.

Konflik Timur Tengah, tak terkecuali Yaman, kental dengan nuansa perseteruan Sunni Syiah. Menurut Anda?

Kondisi negeri Yaman kini menjadi sorotan dunia dan memang cukup memprihatinkan. Serangan udara negara-negara Arab yang dipimpin Arab Saudi terhadap Yaman untuk menghalau milisi Syiah Houthi yang merampas dan menduduki pemerintahan resmi Yaman di bawah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi sangat kental memang perseteruan kekuasaan Sunni-Syiah. Namun dibalik itu, ada sesuatu yang membuat Arab Saudi harus melakukan serangan ke Yaman untuk menghalau milisi Houthi.

Selain karena permintaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi sendiri ke Arab Saudi, untuk menghancurkan pemberontak milisi Syiah Houthi. Arab Saudi juga melihat kekuatan Syiah di semenanjung Arab akan semakin kuat bila tidak dilakukan tindakan antisipasi. Dan itu akan mengancam kedaulatan Arab Saudi yang berpaham Sunni. Bayangkan milisi Syiah Houthi yang sebelumnya kelompok minoritas mampu menduduki istana kepresidenan, ini artinya ada kekuatan di balik milisi Syiah yang kita tahu Iran sangat berkepentingan dalam hal ini.

Karena itu faktanya memang konflik Sunni Syiah ini lah yang membuat suasana negeri Yaman saat ini memanas. Kondisi ini semakin memanas dengan permintaan langsung ke Arab Saudi dari Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi untuk melakukan serangan. Faktanya memang kini ada perebutan kekuasaan kelompok Syiah yang disokong Iran dengan Sunni, seperti yang terjadi di Suriah hingga kini. Kini ada upaya Syiah untuk mengontrol wilayah jazirah arab dengan menguatkan kelompok milisi Syiah di Yaman. Dan ini mengancam kedaulatan negara-negara arab yang berpaham Sunni.

Apakah Anda melihat konflik Yaman bagian dari konspirasi untuk memporakporandakan Dunia Islam?

Pasca-Arab Spring geopolitik di Timur Tengah aktor utamanya tinggal tiga, Arab Saudi, Iran dan Turki. Sebelumnya sebelum Arab Spring, aktor politik di Timur Tengah itu empat karena ada Mesir di dalamnya, namun kini setelah Mesir juga kacau tinggal tiga negara itu. //Nah// dari ketiga aktor politik di Timur Tengah itu, ada upaya untuk memperluas paham dan kekuasaan yang ada pada dua negara, terutama Saudi dan Iran. Saudi merepresentasikan Islam Sunni yang puritan sedangkan Iran merepresentasikan Islam Syah yang juga matang dalam politik.

Sedangkan Turki saat ini masih memilih di posisi netral dan belum ikut dalam pertentangan. Memang sulit dibantahkan kalau perseteruan antar negara di Timur Tengah tersebut tanpa ada upaya konspirasi, apakah dari Israel atau negara Barat, untuk memporakporandakan negara-negara Islam. Namun itulah yang terjadi sekarang, suka dan tidak suka geopolitik yang terjadi di Timur Tengah. Karena bagaimanapun dalam politik itu tidak ada musuh yang abadi atau kawan yang abadi, itulah yang membuat Barat sangat mudah masuk ke beberapa negara Arab karena ada kepentingan juga yang dimanfaatkan.

Apa tujuan dan target utama dari upaya itu?

Inilah yang kita khawatirkan adalah terjadinya perang baratayudha, bila negara-negara Arab yang Sunni kemudian melancarkan serangan darat. Namun di sisi lain Iran ikut berkepentingan mendukung milisi Syiah, sehingga menghadap-hadapkan Arab Saudi dan Iran. Bila itu terjadi maka dampaknya akan luar biasa. Kita tahu siapa mentor Arab Saudi dan siapa mentor Iran, karena itu kita khawatir pertaruhannya dari tujuan perperangan tersebut adalah hancurnya Tanah Suci, Makkah dan Madinah.

Kalau melihat konstelasi global, memang Iran akan menjadi kekuatan baru walaupun dengan tekanan dan embargo yang luar biasa. Iran menyadari tidak mungkin mengambil alih langsung Tanah Suci Makkah dan Madinah, karena akan menghadapkan Iran dengan umat Islam sedunia. Karena itu Iran menggunakan tangan-tangannya dengan serangan antara, seperti Suriah dan Yaman yang berbatasan darat secara langsung dengan Arab Saudi. Ini yang kita khawatirkan terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement