Senin 06 Apr 2015 19:13 WIB

Miris, Warga Aden Krisis Air Bersih

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Winda Destiana Putri
Konflik bersenjata di Yaman.
Foto: AP/Wael Qubady
Konflik bersenjata di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Ledakan mengguncang pinggiran kota pelabuhan Aden, Yaman, Senin (6/4) waktu setempat. Warga melaporkan, sebuah kapal perang asing menembaki Houthi di pinggiran kota.

Pertempuran dan penembakan telah terjadi selama beberapa hari di kota tersebut. Setidaknya, selama 12 hari serangan koalisi yang dipimpin Arab Saudi diluncurkan ke Yaman. Namun, serangan tersebut kini memicu krisis kemanusiaan yang kian berkembang.

Beruntung Arab Saudi telah memberi izin kepada Komite Palang Merah Internasional untuk memberikan bantuan. Namun, mereka belum mengatur penerbangan untuk memberikan 48 ton obat-obatan.

Makanan, air dan listrik kekurangan di seluruh negeri terutama di Aden, di mana pertempuran telah menutup akses pelabuhan dan memotong jalur darat yang menghubungkan kota itu dengan kota luar.

"Bagaimana kita bisa hidup tanpa air dan listrik," kata Fatima, seorang ibu rumah tangga yang berjalan di jalanan kota dengan membawa anaknya seperti dilansir Reuters.

Ia mencengkeram jerigen plastik kuning seperti puluhan warga lainnya. Mereka berjalan dan mengantre untuk mencari air dari sumur umum atau kran masjid setelah persediaan air di rumah mereka mengering.

Komite Palang Merah Internasional selama berhari-hari meminta koalisi Saudi untuk melakukan gencatan senjata untuk memudahkan pemberian bantuan ke daerah konflik. Meski telah mendapat zin dari koalisi Saudi, pesawat yang membawa perlengkapan medis dan relawan menjadi kendala. Mereka akan menunda datangnya bantuan ke ibu kota Yaman setidaknya selama satu hari. 

"Kami masih bekerja untuk mendapatkan pesawat ke Sanaa. Ini agak sulit karena tidak banyak perusahaan atau pesawat kargo yang bersedia terbang ke zona konflik," kata juru bicara Palang Merah, Marie Claire.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement