Senin 22 Jun 2015 13:55 WIB

Arab Saudi Jadikan Empat Situs Sejarah Sebagai Museum

Rep: Ratna Ajeng T/ Red: Erik Purnama Putra
Masyarakat Arab Saudi (ilustrasi).
Foto: Al Arabiya
Masyarakat Arab Saudi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Komisi Arab Saudi Bidang Pariwisata dan Purbakala (SCTA) berencana untuk mengubah empat situs sejarah menjadi museum terbuka, Ahad (21/6).

Dilansir dari Al Arabiya, Sekjen SCTA Abdullatif Al Bunyan mengatakan industri pariwisata di kerajaan ini telah tumbuh. "Sejauh ini Provinsi Timur telah berinvestasi sebesar 11 juta riyal Saudi dan menarik tujuh juta wisatawan," kata Al Bunyan.

Pihaknya mengatakan telah menemukan situs searah terbaru di distrik Al Rakah. Situs terkenal juga terdapat di Hafariyat Dareen peninggalan 2.500 sebelum tahun Islam.

Tembikar kuno terbuat dari tanah liat ditemukan di Al Dowsariyah selatan. Arkeolog Arab dan Jerman berkolaborasi menggali artefak pra-Islam. Selain tembikar mereka juga menemukan kaca kuno yang mewakili peradaban pra-Islam.

Di wilayh Timur Arab Saudi ini terdapat banyak situs kuno yang telah berubah menjadi pemukiman. Mereka juga menemukan pelabuhan yang dikenal dengan Thaj sebelumnya milik Kerajaan Al Jarhaa.

Dari situs yang telah ditemukan akan dibuak pusat pariwisata yang dikenal dengan Al Ahsa, Hafr Al Batin, JUbail dan Pulau Jannah. Wisatawan akan dibawa menjelajahi dunia praIslam.

Pusat pariwisata ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas seperti kafe dan restoran. Wilayah Timur Arab Saudi adalah lokasi strategis karena dekat dengan negara-negara Teluk lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement