Senin 15 Feb 2016 12:14 WIB

Tiga Bulan Jadi Budak Seks ISIS, Perempuan Ini Minta Bantuan Dunia

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang perempuan yang menjadi budak seks ISIS, Nadia Murad
Foto: Independent
Seorang perempuan yang menjadi budak seks ISIS, Nadia Murad

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang perempuan dari masyarakat minoritas Irak, Yazidi, Nadia Murad (21 tahun), menjelaskan bagaimana ia melihat keluarganya dibantai. Wanita tersebut disandera sebagai budak seks selama tiga bulan oleh militan.

Nadia berada di Inggris sebagai bagian dari kampanye untuk membangun solidaritas dengan korban kekerasan di Irak dan menyatukan dunia melawan ISIS. Ia menggambarkan bagaimana ia menjadi yatim piatu ketika militan ISIS menewaskan enam saudara dan ibunya di Irak utara.

"Ketika saya berbicara, saya tidak berbicara hanya atas nama saya, tapi nama semua wanita dan anak-anak yang terkena dampak di zona perang," katanya dilansir the Telegraph, Senin (15/2).

Sebanyak 5.800 perempuan dan anak-anak Yazidi ditangkap oleh ISIS yang telah membunuh banyak orang di Irak dan Suriah dan membuat jutaan orang terpaksa mengungsi. "Mereka melakukan segala macam, pembunuhan, pemerkosaan, dan menggusur orang secara paksa atas nama Islam," katanya.

Banyak orang di luar sana mungkin merasa Murad mengalami hidup yang sulit, tapi lebih banyak lagi orang yang menerima hidup dibandingkan dirinya. "Mereka membunuh enam saudara saya, tapi ada keluarga yang telah kehilangan 10 bersaudara," lanjut Murad.

Berbicara di Trade Union Congress House di pusat Kota London, ia menginginkan lebih banyak bantuan untuk Yazidi yang tinggal di kamp-kamp pengungsi. Ia juga menyerukan penyelidikan apakah kelompok militan telah melakukan pembantaian terhadap orang-orang Yazidi.

ISIS menganggap mereka sesat. Sejumlah kuburan massal berisi ratusan jasad perempuan telah ditemukan di sekitar kampung Murad di Sinjar. Ia menuturkan, sebanyak 3.400 perempuan masih ditahan oleh ISIS.

"Satu setengah tahun telah berlalu dan genosida terhadap Yazidi berlanjut. Kami meninggal setiap hari karena dunia diam dalam menghadapi kesulitan kami," katanya.

Sampai sekarang, selama lebih dari satu setengah tahun, gadis-gadis berusia sembilan tahun disewakan dan dijual untuk seks oleh ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement