Jumat 11 Mar 2016 06:01 WIB

Ini Kesaksian Remaja Yazidi yang Jadi Budak Seks ISIS

Wanita yazidi yang menjadi budak seks ISIS, Nihad Barakat Shamo Alawsi.
Foto: Daily Mail
Wanita yazidi yang menjadi budak seks ISIS, Nihad Barakat Shamo Alawsi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pada suatu pagi gelap dua tahun lalu, petempur ISIS merebut Kota Yazidi, Sinjar, di Irak barat laut, menculik ribuan warga, termasuk seorang anak perempuan berusia 15 tahun, dan 27 anggota keluarganya.

Seorang remaja bernama Nihad Barakat Shamo Alawsi dibawa ke Suriah dan kemudian ke markas ISIS di Mosul, Irak utara, katanya dalam acara di London, Rabu (9/3).

"Mereka memperkosa kami, membunuh warga kami, mengambil bayi kami, dan membawanya jauh dari kami," kata Alawsi, yang sekarang berusia 17 tahun, pada acara yang diselenggarakan Yayasan AMAR yang bermarkas di Inggris, badan amal penyedia pendidikan dan kesehatan di Timur Tengah.

"Hal terburuk adalah penyiksaan di Mosul. Kami dipukuli dan diperkosa terus-menerus selama dua pekan," katanya berbicara melalui penerjemah. "Anak-anak perempuan diambil dari keluarga mereka dan diperkosa terus-menerus dan kemudian mereka diserahkan kepada 'amir'."

ISIS menangkap sekitar 5.000 perempuan dan laki-laki komunitas Yazidi pada musim panas 2014. Sekitar 2.000 orang berhasil melarikan diri atau diselundupkan keluar dari khalifah ISIS di Irak dan Suriah, kata pegiat.

Pasalnya, kelompok ISIS menganggap Yazidi menjadi jemaat setan. Kepercayaan Yazidi kuno memadukan unsur Kristen, Zoroastrianisme, dan Islam. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan, ISIS masih menahan sekitar 3.500 orang tawanan di Irak, kebanyakan dari mereka perempuan dan anak perempuan dari komunitas Yazidi.

Alawsi mengatakan, seorang lelaki yang membawanya sebagai budak meninggal beberapa pekan kemudian, dan dia dijual ke lelaki lain yang telah mempunyai seorang istri dan budak seks Yazidi lainnya. Lelaki itu memukul dan memperkosa Alawsi dan sebulan kemudian dia hamil.

"Saya pikir anak yang saya bawa adalah anggota Daesh dan akan menjadi seorang penjahat Daesh ketika tumbuh dewasa," kata Alawsi dengan tenang, menggunakan nama Arab yang merendahkan ISIS.

Alawsi melahirkan seorang bayi laki-laki, tapi tiga bulan kemudian dia berhasil melarikan diri setelah ayah bayi memutuskan untuk menikahkannya dengan sepupunya. Sebagian besar penduduk Yazidi, sekitar setengah juta jiwa, mengungsi ke kamp-kamp di Kurdistan, Irak utara.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement