Rabu 08 Feb 2017 21:52 WIB

Enam Petugas Palang Merah Tewas di Afghanistan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Police Line (ilustrasi)
Foto: www.nbcmiami.com
Police Line (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Enam petugas Palang Merah yang tergabung dalam International Committee of Red Cross (ICRC) tewas tertembak dan dua lainnya dinyatakan hilang dalam sebuah serangan di Afghanistan, Rabu (8/2). Para petugas itu sedang dalam perjalanan menuju daerah terpencil untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

Delapan orang petugas tersebut tengah berada di dalam tiga kendaraan ICRC yang mengangkut bantuan kemanusiaan. Menurut Gubernur Jowzjan, Lotfullah Azizi, mereka diserang saat melewati daerah gurun Dasht-e Leili, di Jowzjan.

Direktur Jenderal ICRC, Yves Daccord, menggambarkan insiden tersebut sebagai serangan terburuk terhadap ICRC sejak 20 tahun lalu. "Kita semua marah dan sangat sedih," kata dia seperti dilansir dari the Guardian.

Kendaraan ICRC disergap di luar Desa Turkman Qudoq oleh militan Kalashnikov. Kepala Polisi Jowzjan, Rahmatullah Turkistani, mengatakan delegasi lokal sedang menyelidiki insiden itu.

Serangan tersebut memberikan sinyal bahaya yang mengancam LSM di Afghanistan. Afghanistan menjadi negara kedua yang membahayakan bagi pekerja bantuan kemanusiaan setelah Sudan Selatan.

Menurut Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (Ocha), sedikitnya 15 pekerja bantuan kemanusiaan tewas di Afghanistan tahun lalu. Selain itu ada lebih dari 200 insiden kekerasan, penculikan, dan pembunuhan yang ditujukan terhadap organisasi kemanusiaan.

Afghanistan Utara menjadi wilayah paling berbahaya bagi para pekerja bantuan. Pada 2013, militan menembak mati enam petugas amal Perancis ACTED di Faryab. Pada 2015, sembilan anggota staf Afghanistan untuk organisasi People in Need, ditembak mati di Balkh.

Baca juga,  Taliban Minta Trump Tarik Pasukan dari Afghanistan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement