Selasa 21 Mar 2017 14:17 WIB

Rusia Panggil Dubes Israel Atas Insiden Rudal di Suriah

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Kota kuno Palmyra
Foto: BBC
Kota kuno Palmyra

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Luar Negeri Rusia dilaporkan telah memanggil Duta Besar Israel di Moskow, Gary Koren. Hal ini dilakukan terkait dengan adanya serangan udara yang terjadi di dekat tempat pasukan Rusia berjaga di Palmyra, kota bersejarah Suriah.

Sejumlah pertanyaan diberikan terhadap Koren oleh Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov. Ia juga menyampaikan keprihatinan atas tindakan yang terjadi dekat lokasi militer negara itu di Suriah.

Selama ini, Rusia dan Israel telah menyiapkan sebuah saluran komunikasi yang bertujuan menghindari bentrokan serangan udara di Suriah. Namun, nampaknya komunikasi belum berjalan dengan efektif sehingga kemungkinan besar insiden tetap dapat terjadi.

Pemerintah Rusia selama ini memberi dukungan terhadap Presiden Suriah Bashar Al Assad dalam memerangi oposisi dan kelompok teroris di negara itu selama hampir enam tahun terakhir. Pada bulan ini, sekitar 180 tentara mulai berjaga dan memasang persenjataan di Palmyra, salah satu kota kuno yang sempat dikuasai Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Kami ingin semua berjalan dengan lebih efektif agar dapat memastikan tidak seorangpun memiliki kesalahpahaman dalam tindakan masing-masing," ujar Bogdanov seperti dilansir World Bulletin, Selasa (21/3).

Menurut laporan, sejumlah pesawat tempur Israel melakukan serangan balasan atas peluncuran rudal Suriah pada Jumat (17/3) lalu. Pasukan militer Israel mengatakan telah menargetkan Hizbullah Lebanon, kelompok yang diyakini mendukung Assad.

Pasukan militer Suriah kemudian mengatakan bahwa pesawat tempur Israel berhasil dijatuhkan saat berada di dekat Palmyra. Namun, Israel membantah klaim itu dan memperingatkan bahwa sistem pertahanan udara Suriah dapat dengan mudah dihancurkan jika hal itu terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement