Jumat 05 May 2017 19:02 WIB

Militer AS akan Tinggalkan Irak Setelah Berhasil Tumpas ISIS

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara AS di Irak
Foto: armytimes.com
Tentara AS di Irak

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri (PM) Irak Haidar al-Abadi mengatakan, militer Amerika Serikat (AS) akan meninggalkan Irak setelah perang melawan ISIS berakhir. Ketika ISIS berhasil dikalahkan, militer asing yang saat ini berada di negara itu akan menjadi penasihat bagi militer Irak.

"Tidak ada pasukan tempur asing di tanah Irak dan tentara AS yang bertahan begitu saja saat militan ISIS dikalahkan akan menjadi penasihat," kata Abadi seperti dilaporkan laman Belfast Telegraph, Jumat (5/5).

Fungsi penasihat dari militer asing diambil untuk memperkuat pasukan keamanan Irak. "Mereka akan bekerja untuk melatih pasukan keamanan Irak untuk mempertahankan kesiapan penuh guna menghadapi setiap tantangan keamanan di masa mendatang," ujar Abadi.

Pernyataan Abadi ini berkaitan dengan pembicaraan antara Irak dan AS tentang mempertahankan pasukan AS di Irak.

Pembicaraan mengenai mempertahankan pasukan AS di Irak telah menunjukkan sebuah konsensus dari kedua pemerintah.

Yakni bahwa kehadiran militer AS dalam jangka panjang diperlukan untuk memastikan pemberontakan tidak terjadi lagi setelah milisi ISIS berhasil didepak dan diberangus.

Saat ini, AS memiliki hampir 7.000 ribu tentara di Irak. Puncak gelombang pasukan militer AS terjadi pada 2007, yakni ketika mereka mengirim sekitar 170 ribu personel ke Irak. Namun selepas 2007, AS mulai menarik pasukannya secara berangsur dari Irak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement