Rabu 08 Nov 2017 16:53 WIB

Saudi Buka Medan 'Perang' Baru di Lebanon Hadapi Iran

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Budi Raharjo
Prajurit Hizbullah.
Foto: www.naharnet.com
Prajurit Hizbullah.

REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT -- Arab Saudi membuka medan baru dalam perang proxy regionalnya dengan Iran. Saudi mengancam sekutu kuat Teheran, Hizbullah dan Lebanon. Dengan kekuatan Iran yang unggul di Irak dan Suriah, dan Riyadh yang gagal dalam perang dengan sekutu Iran di Yaman, pendekatan baru Saudi dapat membawa gejolak politik dan ekonomi di wilayah di mana Teheran memiliki pengaruh.

Pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon yang pro-Saudi, Saad al-Hariri, yang mengumumkan pengunduran dirinya dari Riyadh dan menyalahkan Iran dan Hizbullah, dipandang oleh banyak orang sebagai langkah pertama dalam intervensi Saudi dalam politik Lebanon. "Orang-orang Saudi tampaknya telah memutuskan kalau cara terbaik untuk menghadapi Iran adalah memulainya di Lebanon," kata seorang diplomat Eropa, Rabu, (8/11) seperti ditulis Reuters.

Riyadh menyalahkan Hizbullah atas pengunduran diri Hariri yang paling berkuasa di Lebanon. Mereka menuduhnya melakukan pembajakan politik Lebanon. Saudi juga menyalahkan Lebanon secara keseluruhan dengan mengatakan, mereka telah mengumumkan perang terhadap Kerajaan Saudi.

Seorang menteri Saudi membuat permintaan yang hampir tidak mungkin dipenuhi Lebanon yakni menyingkirkan Hizbullah yang menjadi pemain utama dalam politik Lebanon. Padahal Hizbullah jauh lebih kuat daripada negara Lebanon yang lemah tersebut.

Bertepatan dengan pembersihan anti-korupsi utama Saudi, pengumuman mundurnya Hariri yang mengejutkan telah menimbulkan kecurigaan Hizbullah kalau kepentingan bisnis Saudi telah melibatkannya dalam penyelidikan dan dia terpaksa mengundurkan diri. Saudi dan sekutu Hariri menyangkal hal itu. Selain itu ada pernyataan bahwa Hariri berada di bawah tahanan rumah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement