Jumat 16 Mar 2018 07:59 WIB

Lebanon akan Tingkatkan Militer di Perbatasan Israel

Lebanon ingin memperoleh dukungan finansial untuk angkatan bersenjatanya.

Rep: Marniati/ Red: Winda Destiana Putri
Bendera Lebanon
Foto: bestourism,com
Bendera Lebanon

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT-- Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri mengatakan Lebanon berencana meningkatkan kehadiran militernya di sepanjang perbatasan selatan dengan Israel. Hal ini disampaikan Hariri pada sebuah pertemuan di Roma. Dalam pertemuan itu, Lebanon ingin memperoleh dukungan finansial untuk angkatan bersenjatanya. 

Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) tidak mengambil bagian dalam perang 2006 antara Israel dan milisi Syiah Lebanon yang didukung Iran. Sejak saat itu, Lebanon telah menerima bantuan dari militer AS senilai lebih dari 1,5 miliar dolar AS. Selain itu, dalam tujuh tahun terakhir, LAF memperoleh pelatihan dan dukungan dari pasukan khusus AS.

"Kami akan mengirim lebih banyak pasukan LAF ke selatan, dan kami menekankan niat kami untuk menggunakan resimen lain," katanya.

Menurut Hariri, Israel tetap menjadi ancaman utama bagi Lebanon. Ia mengatakan Israel terus berencana membangun dinding di daerah reservasi di sepanjang garis biru. Dalam sebuah pernyataan bersama, peserta konferensi tersebut mengatakan bahwa Lebanon harus mempercepat penerapan yang efektif di perbatasan. Dewan Keamanan PBB telah mengizinkan 15 ribu tentara Lebanon untuk ditempatkan di sepanjang perbatasan sejak akhir konflik 2006.

Hariri mengatakan dia mempresentasikan rencana lima tahun untuk dinas militer dan keamanan Lebanon kepada para peserta konfrensi. Nantinya setiap negara akan memutuskan dalam beberapa bulan mendatang bagaimana bantuan tersebut diberikan.

Uni Eropa menjanjikan 50 juta euro ke pasukan keamanan Lebanon. Prancis telah menciptakan fasilitas kredit sebesar 400 juta euro untuk membeli peralatan pasukan militer dan keamanan Lebanon. Dan Inggris telah menjanjikan tambahan 13 juta dolar AS.

"Saya sangat puas dengan hasilnya," kata Hariri usai konferensi.

Hariri menolak kekhawatiran bahwa senjata yang ditujukan untuk tentara Lebanon akan berakhir di tangan Hizbullah. "Kami tidak pernah kehilangan senjata untuk siapapun. Dan itu tidak akan pernah terjadi di masa depan," katanya.

Hariri kembali mengulangi komitmennya terhadap kebijakan disosiasi. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan dari konflik regional seperti perang sipil Suriah.

Perdana Menteri sementara Italia Paolo Gentiloni mengatakan stabilitas Lebanon sangat penting bagi negaranya. "Lebanon harus terlindung dari kekuatan destabilisasi. Saya menjamin stabilitas Lebanon menjamin keamanan Laut Mediterania yang lebih luas dan, sebagai konsekuensinya, di Eropa,"katanya.

Pertemuan Roma adalah yang pertama dari tiga pertemuan yang bertujuan membantu ekonomi Lebanon. Pertemuan ini juga untuk mengatasi krisis sipil dan krisis pengungsi di sekitarnya, dilansir Reuters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement