Ahad 15 Jul 2018 19:30 WIB

Kedubes Turki Rayakan Kegagalan Kudeta Terhadap Erdogan

Pemerintah Turki mengaku memiliki bukti-bukti keterlibatan Fethullah Gulen.

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Turki Reccep Tayyib Erdogan
Presiden Turki Reccep Tayyib Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar (Kedubes) Turki di Indonesia menggelar peringatan gagalnya kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan pada 2016 lalu. Kedutaan mengatakan, acara bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada publik tentang percobaan kudeta oleh organisasi FETO (Fetullah Gulen Terorist Organization).

"Malam itu mereka menewaskan 251 nyawa warga Turki dan melukai lebih dari 2000 warga lainnya," kata Dita Besar Turki untuk Indonesia Mehmet Kadri Sander Gurbuz di Jakarta, Ahad (15/7).

Gurbuz mengatakan, percobaan yang dilakukan kelompok teroris FETO itu bukan merupakan peristiwa yang bersifat dilaksanakan secara mendadak. Dia melanjutkan, organisasi tersebut telah menyusup masuk ke dalam struktur militer, pemerintah hingga tatanan masyarakat selama sekitar 10-15 tahun.

FETO merupakan organisasi yang dikepalai oleh sosok bernama Fetullah Gulen yang kini tinggal di Pensylvania, Amerika Serikat (AS).Gulen telah berulangkali membantah terlibat kudeta tersebut.

Menurut Gurbuz, bukan tanpa alasan pemerintah Turki menuduh Gulen sebagai dalang dari percobaan kudeta. Dia mengatakan, Pemerintah Turki memiliki bukti kuat terkait keterlibatan pria 63 tahun itu dengan percobaan pembunuhan presiden Recep Tayip Erdogan. Bukti didapatkan berdasarkan pengakuan personel kudeta gagal yang menyerah kepada pemerintah.

Manurut Gurbuz, pemerintah telah melakulan pemeriksaan menyeluruh kepada semua personel yang terlibat dalam kudeta. Pemerintah juga telah menyelidiki informasi pribadi hingga ke segala bentuk sistem komunikasi yang hanya mereka gunakan diantara mereka saja.

"Sistem itu kami retas dan di sana ada bukti hirarki Fethullah Gulen berada paling atas dalam organisasi itu," kata Mehmet Kadri Sander Gurbuz.

Dia mengatakan, pemerintah Turki kini tengah berupaya memulangkan Fethullah Gulen ke Ankara. Kendati, Gurbuz mengatakan, upaya tersebut agaknya tidak mendapatkan respon positif dari Paman Sam. Ini, dia mengatakan, mengingat dugaan keterlibatan CIA dalam upaya kudeta gagal tersebut. AS, dia mengatakan, kemungkinan akan membiarkan Gulen di negaranya hingga meninggal dunia.

Meski demikian, dia mengungkapkan, pemerintah Turki telah meminta ekstradisi secara legal kepada pemerintah AS agar memulangkan Gulen guna diadili di Turki. Dia mengungkapkan, Ankara juga telah menyodorkan bukti-bukti terkiat keterlibatan Gulen dalam kudeta tersebut.

"Yang terpenting adalah kami telah melakukan upaya untuk memulangkan Gulen guna diadili di Turki sesuai porsi yang kami miliki," katanya.

Baca juga, Turki Tahan 150 Tentara Terkait Gulen.

Seperti diketahui, kudeta gagal terhadap Presiden Erdogan terjadi pada 2016 lalu. Hingga kini, pemerintah Turki terus melacak warga yang diduga terlibat dalam aksi tersebut. Dalam inisiden itu, nyawa Presiden Erdogan juga sempat terancam akan dibunuh.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement