Selasa 21 Aug 2018 08:51 WIB

Ini Sosok Penembak Kantor Kedubes AS di Turki

Aksi penembakan terjadi di tengah memanasnya hubungan kedua negara.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Police Line (ilustrasi)
Foto: www.nbcmiami.com
Police Line (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Dua tersangka penembakan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Turki berhasil ditangkap pada Senin (20/8). Otoritas Turki masih melakukan penyelidikan mendalam untuk menginvestigasi kasus tersebut.

Menurut keterangan Kantor Gubernur Ankara, kedua tersangka penembakan bernama Ahmet Celikten (39 tahun) dan Osman Gundas (38 tahun). Adapun bukti yang disita dari keduanya yakni pistol berkaliber 9 milimeter dan kendaraan yang dipakai ketika melakukan aksi penembakan ke Kedubes AS.

"Celikten dan Gundas telah mengakui keterlibatan mereka dalam serangan itu," kata Kantor Gubernur Ankara, dikutip laman Anadolu Agency.

Pemeriksaan yudisial atas kasus itu masih terus dilakukan. Kontak para tersangka dan semua aspek yang terkait dengan insiden penembakan sedang diselidiki.

Baca juga, Kedubes AS di Turki Ditembak.

Celikten dan Gundas memiliki beberapa catatan kriminal. Sebelum aksi penembakan, Celikten telah dicari karena kabur dari penjara. Sementara Gundas diketahui terlibat dalam bisnis obat-obatan terlarang, termasuk pencurian mobil.

Kedubes AS di Ankara menyambut penangkapan Celikten dan Gundas. "Kami berterima kasih kepada Polisi Nasional Turki dan Pemerintah Turki atas tindakan cepat dan profesional mereka dalam menangkap dua individu yang diduga menyerang (kantor) Misi kami pagi ini. Kami menghargai dukungan dan perlindungan mereka," katanya.

Pada Senin kemarin, sekitar pukul 05.30, Kedubes AS di Ankara menjadi target penembakan. Sebanyak enam tembakan dilepaskan dari sebuah kendaraan berwarna putih ke pintu masuk utama kedutaan. Tak ada korban jiwa akibat serangan tersebut.

Pemerintah Turki mengecam serangan tersebut. Menurut Ankara, aksi itu jelas merupakan sebuah upaya untuk menciptakan kekacauan.

"Turki adalah negara yang aman dan semua misi asing tetap aman di bawah hukum. Insiden ini sedang diselidiki dan akan diklarifikasi sesegera mungkin," kata juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin.

Saat ini Turki dan AS memang sedang terlibat perselisihan yang berbuntut pada perang dagang. Kedua negara telah menaikkan tarif impor bagi komoditas unggulan yang dihasilkan masing-masing.

Ketegangan kedua negara dipicu penahanan pendeta AS Andrew Brunson oleh Turki. AS telah lama menyeru Turki untuk membebaskan Brunson. Namun seruan itu diabaikan karena Ankara menuding Brunson terlibat dalam organisasi teroris, termasuk upaya percobaan kudeta terhadap Erdogan dua tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement