Sabtu 10 Nov 2018 22:52 WIB

5 Negara Terima Audio Khashoggi, Erdogan: Mereka Tahu

Erdoga menilai Saudi tahu persis siapa pembunuh Khashoggi.

Rep: Idealisa Masyrafina / Red: Nashih Nashrullah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Presidential Press Service via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Turki telah memberikan rekaman tentang pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, ke Arab Saudi, Amerika Serikat, Jerman, Prancis dan Inggris.

Sumber-sumber Turki mengatakan sebelumnya, pihak berwenang memiliki rekaman audio yang konon mendokumentasikan pembunuhan itu.

Berbicara sebelum keberangkatannya ke Prancis untuk menghadiri acara yang menandai peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I, Erdogan mengatakan Saudi tahu pembunuh Jamal Khashoggi adalah salah satu dari 15 orang yang tiba di Turki satu hari sebelum pembunuhan 2 Oktober.

"Kami memberikan rekaman. Kami memberikannya kepada Saudi, ke Amerika Serikat, Jerman, Prancis dan Inggris, semuanya. Mereka mendengarkan semua percakapan di dalamnya. Mereka tahu," kata Erdogan, Sabtu (10/11), dilansir Aljazeera.

Erdogan mengatakan dia mungkin bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Paris selama peringatan tersebut.

"Ketika kami pergi ke Paris, kami akan mencoba untuk mendapatkan peluang dan kami akan mewujudkan pertemuan bilateral," kata Erdogan. 

Sumber mengatakan kepada Aljazeera pada Sabtu bahwa polisi Turki mengakhiri pencarian untuk tubuh Khashoggi. Namun, penyelidikan kriminal ke dalam pembunuhan wartawan Saudi akan terus berlanjut.

Penyelidikan terakhir mengungkapkan bahwa jejak asam telah ditemukan di kediaman konsulat jenderal Saudi di Istanbul, di mana tubuh Khashoggi diyakini dibuang dengan menggunakan bahan kimia.

Kediaman ini berada dalam jarak berjalan kaki dari konsulat Saudi, di mana Khashoggi, seorang kolumnis Washington Post yang kritis terhadap pemerintah Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, diduga dibunuh oleh tim perwira dan pejabat Saudi.

Saudi awalnya berusaha menutupi pembunuhan dengan bersikeras Khashoggi telah meninggalkan konsulat. Kerajaan kemudian mengubah pernyataan mereka dan mengatakan bahwa jurnalis itu tewas dalam perkelahian. 

Belakangan, Saudi mengakui Khashoggi terbunuh dalam pembunuhan terencana, tetapi pembunuhan itu adalah "operasi jahat" yang tidak direncanakan. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement