Rabu 19 Dec 2018 21:52 WIB

Menlu Yaman: Tak Ada Perundingan Lagi Hingga Hodeidah Stabil

Pemerintah Yaman membentuk komite untuk koordinasi terkait gencatan senjata Hodeidah.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nashih Nashrullah
Warga Yaman berjalan di antara runtuhan puing gedung yang hancur terkena serangan udara di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2018.
Foto: AP/Hani Mohammed
Warga Yaman berjalan di antara runtuhan puing gedung yang hancur terkena serangan udara di Sanaa, Yaman, 7 Mei 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN – Menteri Luar Negeri Yaman, Khalid al-Yamani, mengatakan Pemerintah Yaman tidak akan mengupayakan putaran perundingan berikutnya kecuali keamanan dan stabilitas kembali ke Hodeidah. Meski demikian, Yaman masih berusaha mencapai semua yang telah disepakati di Stockholm.

Pernyataan Yamani disampaikan sebelum dilakukannya video conference pada Rabu (19/12). Dalam kesempatan ini, kedua belah pihak akan menyepakati penarikan pasukan dari Hodeidah.

Yamani menegaskan dalam sebuah wawancara dengan Alarabiya, penerimaan Houthi untuk menarik pasukannya dari Hodeidah telah membawa kedua pihak lebih dekat dengan akhir konflik. 

Dia juga menganggap hasil dari perundingan damai itu sebagai sebuah kemenangan bagi Pemerintah Yaman yang sah dan proses perdamaian di Yaman.

Dia menjelaskan, mekanisme lama yang digunakan PBB untuk memantau impor senjata dari Iran ke milisi Houthi tidak dapat sepenuhnya mengendalikan situasi karena basisnya berada di Djibouti. 

Namun, Yemeni mengatakan sekarang dengan adanya kesepakatan terbaru, agen-agen pemantau akan dikerahkan di pelabuhan Yaman, yang akan mencegah masuknya bantuan militer Iran kepada Houthi. 

Yamani juga mengatakan, gencatan senjata di Hodeidah masih berlaku. Pemerintah Yaman juga telah membentuk komite untuk melakukan koordinasi dan merelokasi orang-orang yang berada di bawah pengawasan PBB.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement