Ahad 06 Jan 2019 14:02 WIB

Meski Diembargo, Permintaan Minyak Iran Justru Meningkat

Sejumlah pembeli potensial minyak Iran telah meningkat secara signifikan.

Kilang minyak Iran.
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Kilang minyak Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON— Semua negara yang diberikan keringanan dari Amerika Serikat untuk terus membeli sejumlah tertentu impor minyak Iran mematuhi sanksi-sanksi AS. Kendati demikian Teheran berharap menemukan pembeli-pembeli baru.

Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian nuklir dengan Iran tahun lalu dan memberlakukan sanksi-sanksi untuk mencekik industri perbankan dan minyak Iran. Namun, AS mengizinkan untuk sementara delapan konsumen tetap membeli minyak mentah dari Iran.

"Cina, India, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara lain yang diberi keringanan dari Amerika untuk mengimpor minyak Iran tidak bersedia membeli bahkan satu barel lagi dari Iran," kata Deputi Menteri Perminyakan Iran untuk urusan perdagangan dan internasional, Amir Hossein Zamaninia,  seperti dikutip kantor berita Kementerian Minyak SHANA.

Namun, tanpa memberi rincian, Zamaninia mengatakan, "Kendati ada tekanan AS atas pasar minyak Iran, sejumlah pembeli potensial minyak Iran telah meningkat secara signifikan karena pasar kompetitif, rakus, dan mengejar lebih banyak keuntungan."

Keringanan selama 180 hari juga diberikan kepada Italia, Yunani, Taiwan, dan Turki.

Washington berusaha membuat ekspor minyak Iran ke angka nol untuk mengekang program nuklir dan peluru kendali Teheran serta melawan pengaruh politik dan militernya yang berkembang di Timur Tengah.

Iran telah mendesak negara-negara Eropa, yang masih berkomitmen dengan perjanjian nuklir itu, untuk menentang sanksi-sanksi dengan menciptakan mekanisme finansial yang memfasilitasi pembayaran penjualan minyak Iran.

Zamaninia mengatakan mekanisme itu, yang dikenal dengan nama SPV (kendaraan khusus untuk perdagangan), akan "membantu tetapi tidak dapat menyelesaikan masalah karena pengaruh AS akan berdampak pada tindakan Eropa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement