Senin 07 Jan 2019 13:10 WIB

Mesir-Tunisia Bahas Kehadiran Assad di KTT Ke-33 Liga Arab

Suriah didepak dari Liga Arab sejak konflik sipil berkecamuk 2011 lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nashih Nashrullah
Para pemimpin Arab dan kepala delegasi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab ke-28 di Laut Mati, Yordania, 29 Maret 2017.
Foto: Reuters
Para pemimpin Arab dan kepala delegasi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab ke-28 di Laut Mati, Yordania, 29 Maret 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Pemerintah Mesir dan Tunisia sedang mendiskusikan tentang kemungkinan mengundang Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam KTT Liga Arab ke-33 yang dihelat di Tunis pada Maret mendatang. 

Informasi tersebut tersiar ketika Menteri Luar Negeri Tunisia Khemaies Jhinaoui bertemu Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Kairo akhir pekan lalu.  

“Kunjungan menteri (luar negeri) Tunisia ke Kairo datang atas permintaan pihak Mesir untuk menyelesaikan masalah partisipasi rezim Assad dalam KTT Liga Arab ke-33 dan membahas cara-cara mengimplementasikan hal ini setelah (mendapat) persetujuan dari negara-negara Arab lainnya,” kata beberapa sumber diplomatik, dikutip laman Al Araby.  

Menurut sumber-sumber tersebut, kehadiran Assad dalam KTT Liga Arab tidak akan terjadi tanpa pengajuan syarat dari negara-negara anggota. “Ini akan terjadi setelah Suriah membuat janji tertentu,” kata mereka. 

Beberapa analis menilai, ada beberapa syarat yang mungkin disodorkan kepada Assad jika dirinya ingin hadir dalam KTT Liga Arab. Syarat itu antara lain menahan kehadiran Iran di Suriah yang selama ini ditentang sejumlah negara Teluk Arab serta menerima pengerahan pasukan pan-Arab untuk menggantikan personel militer Amerika Serikat (AS) di beberapa wilayah di negara tersebut.  

Pada Ahad lalu, Liga Arab dilaporkan telah menggelar pertemuan khusus guna membahas normalisasi hubungan dengan rezim Assad. Namun tak ada keterangan terperinci perihal apa saja yang dibahas dalam pertemuan tersebut.

Suriah diketahui didepak dari Liga Arab tak lama setelah konflik sipil pecah di negara tersebut pada 2011. Negara anggota Liga Arab juga mengecam Assad karena gagal bernegosiasi dengan pihak oposisi dan mengerahkan kekuatan militer yang dianggap brutal.  

Saat ini komite konstitusi telah dibentuk untuk mengakhiri konflik yang sudah berkecamuk selama tujuh tahun tersebut. Selain perwakilan pemerintah dan oposisi, komite itu juga diisi oleh anggota independen.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement