Senin 07 Jan 2019 18:48 WIB

Kubu Sadr Syiah Kecam Kehadiran Tentara AS di Baghdad

Tentara terakhir AS meninggalkan Irak pada 18 Desember 2011

Anggota pasukan Syiah berdemonstrasi di Tahrir Square, Baghdad menuntut penarikan pasukan Turki dari Irak, Sabtu, 12 Desember 2015.
Foto: AP Photo/Karim Kadim
Anggota pasukan Syiah berdemonstrasi di Tahrir Square, Baghdad menuntut penarikan pasukan Turki dari Irak, Sabtu, 12 Desember 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD— Kubu tokoh agama kenamaan Irak, Muqtada As-Sadr, di Parlemen kembali telah menolak kehadiran tentara AS di Ibu Kota Irak, Baghdad.

Pada Sabtu (5/1), gambar Brig Jend Austin Renforth, Direktur Operasi Gabungan Irak buat Pasukan Satuan Tugas Gabungan, saat mengunjungi Jalan Mutanabi, yang kaya akan kebudayaan, telah menyulut kemarahan di seluruh negara Arab tersebut.

Gambar Renforth diambil dalam kunjungan itu bersama dengan Komandan Operasi Baghdad Jali Ar-Rubaie saat peringatan penarikan tentara AS dari Irak.

"Ini adalah tantangan buat keinginan nasional, pelanggaran baru kedaulatan Irak dan prilaku buruk yang mengungkapkan wajah buruk Pemerintah Amerika," kata Hamdallah Rikabi, Juru Bicara bagi Kubu Sadr, di dalam satu pernyataan pada Ahad (6/1).

"Kami mengumumkan penolakan dan pengutukan kami terhadap perbuatan pengecut ini dan memperingatkan pasukan ini agar tidak mengulangi perbuatan kejam semacam itu," katanya sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu, Ahad (7/1) 

Anggota Parlemen Irak tersebut juga mendesak pemerintah agar mengeluarkan penjelasan resmi kepada masyarakat Irak mengenai peristiwa itu.

"Sikap kami tetap sama dalam menolak kebijakan Amerika yang tidak menghormati kedaulatan negara, keutuhan wilayah mereka dan martabat rakyat mereka," kata Hamdallah. Pemerintah Irak belum mengomentari peristiwa tersebut.

Tentara AS mengakhiri operasi tempur mereka di Irak pada 2010, dan memusatkan kegiatan mereka dalam pelatihan pasukan Irak.

Tentara terakhir AS meninggalkan Irak pada 18 Desember 2011, kecuali sejumlah personel militer AS yang tetap berada di bawah kendali Kedutaan Besar AS.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement