Selasa 08 Jan 2019 17:39 WIB

Perwakilan Taliban Temui Pejabat AS di Qatar

Taliban dan AS merundingkan perdamaian konflik Afghanistan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Kelompok Taliban
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kelompok Taliban

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Perwakilan Taliban Afghanistan akan melakukan pertemuan dengan pejabat Amerika Serikat (AS) di Doha, Qatar, pada Rabu (9/1). Kedua belah pihak akan membicarakan tentang perundingan damai Afghanistan. 

"Setelah konsultasi bersama, kami akan bertemu pejabat AS di Doha pada hari Rabu. Pertemuan akan berlanjut selama dua hari, Rabu dan Kamis," kata seorang anggota senior Taliban. 

Pemimpin senior Taliban lainnya telah mengonfirmasi tentang pertemuan tersebut. Namun, mereka mengatakan pertemuan itu tidak akan melibatkan negara lain, termasuk Afghanistan. "Kali ini kami mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Amerika," ujar salah seorang pemimpin Taliban. 

Terdapat beberapa hal yang akan didiskusikan kedua belah pihak dalam pertemuan itu, antara lain tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan, pertukaran tahanan, dan pencabutan larangan pergerakan para pemimpin Taliban.

Kendati Taliban telah mengonfirmasi, tapi Kedutaan Besar AS di Afghanistan belum memberikan keterangan atau pernyataan apa pun tentang pertemuan tersebut. Siapa saja pejabat AS yang akan hadir juga belum diketahui. 

Taliban telah menolak banyak permintaan dari kekuatan-kekuatan regional agar mengizinkan para pejabat Afghanistan mengambil bagian dalam perundingan damai. Mereka menegaskan bahwa musuh utamanya dalam peperangan selama 17 tahun di negara tersebut adalah AS. Sedangkan pemerintahan Afghanistan saat ini hanya rezim boneka. 

Kendati telah bersikeras dengan pendiriannya, para pejabat Pakistan dan Iran dilaporkan masih akan berusaha membujuk Taliban menemui para pejabat Afghanistan. Namun, upaya itu dinilai tak akan mudah.

Pekan ini, misalnya, Taliban telah membatalkan rencana pertemuan dengan pejabat AS yang dijadwalkan digelar di Riyadh, Arab Saudi. Pembatalan dilakukan karena Saudi mendesak agar perwakilan Pemerintah Afghanistan disertakan dalam pertemuan itu. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement