Selasa 08 Jan 2019 20:58 WIB

Erdogan Kecam Tuduhan Turki Bidik Kurdi di Suriah

Penasihat Keamanan AS John Bolton menuduh Turki membidik Kurdi di Suriah.

Red: Nur Aini
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Presidential Press Service via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam pernyataan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton baru-baru ini yang menuduh Turki "membidik orang Kurdi" di Suriah.

"Pernyataan bahwa Turki membidik orang Kurdi di Suriah hina, buruk, kotor, dan fitnah," kata Erdogan kepada kelompok anggota Parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AK), Selasa (8/1).

Pada Ahad (6/1), Bolton mengatakan AS takkan menarik tentaranya dari bagian timur-laut Suriah sampai Pemerintah Turki menjamin Turki "takkan menyerang petempur Kurdi". Ia merujuk kepada kelompok gerilyawan YPG/PKK.

Dalam aksinya selama 30-tahun, PKK telah menewaskan sebanyak 40 ribu orang, termasuk perempuan dan anak kecil. YPG adalah cabang PKK di Suriah.

Turki telah menyatakan negara itu merencanakan satu operasi kontra-teror ke dalam wilayah Suriah dengan sasaran petempur YPG/PKK, setelah dua operasi yang berhasil sejak 2016. Pada Ahad, Juru Bicara Presiden Turki Ibrahim Kalin mencap pernyataan Bolton sebagai "tidak masuk akal".

Erdogan, sebagaimana dilaporan Kantor Berita Anadolu mengatakan Turki bertekad untuk menghapuskan teror di Suriah Utara. Ia menambahkan Turki tidak membedakan kelompok teror.

"Buat Turki, tak ada perbedaan antara PKK, YPG, PYD atau Da'esh," kata Presiden Turki tersebut.

Ia mengatakan persiapan Turki untuk menghapuskan ISIS di Suriah Utara bersama dengan organisasi teror lain sedang berlangsung.

"Dalam waktu sangat dekat, kami akan bertindak untuk menetralkan kelompok teror di Suriah. Dan kami akan menyerang kelompok teror lain yang mungkin berusaha menghalangi kami melakukan ini," kata Erdogan.

Erdogan juga mengatakan petempur PKK juga telah hadir dalam protes Rompi Kuning, yang berlangsung di Prancis.

"Ada anggota PKK di kalangan pemrotes Rompi Kuning di Prancis. Saya bertanya-tanya apakah mereka telah menyelidiki itu?" kata Presiden Turki tersebut.

Sejak 17 November, ribuan pemrotes yang mengenakan rompi kuning, sehingga dijuluki protes Rompi Kuning, telah berkumpul di berbagai kota besar utama Prancis, termasuk Paris. Mereka memprotes tindakan kontroversial Macron untuk menaikkan pajak bahan bakar dan situasi ekonomi yang bertambah buruk.

Sedikitnya 10 orang tewas dan lebih dari seribu orang cedera akibat protes itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement