Ahad 13 Jan 2019 22:33 WIB

Turki akan Perkuat Kerja Sama dengan Qatar

Qatar adalah salah satu negara dengan solidaritas besar terhadap Turki.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Presidential Press Service via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan negaranya akan terus memperkuat kerja sama bilateral dengan Qatar. Kerja sama itu mencakup bidang pertahanan, perdagangan, pariwisata, dan energi.

Menurut Erdogan, Qatar adalah salah satu negara yang memiliki rasa solidaritas besar terhadap Turki. "Kami tidak pernah melupakan dan tidak akan pernah melupakan solidaritas yang ditunjukkan kepada negara kita oleh saudara-saudara Qatar kami dalam hampir semua masalah," kata Erdogan pada Ahad (13/1).

Menurutnya Qatar telah membantu pemerintahannya saat menghadapi upaya kudeta pada 15 Juli 2016. Selain itu, tahun lalu, saat nilai mata uang Turki merosot akibat sanksi ekonomi Amerika Serikat (AS), Doha juga berdiri di samping Ankara.

Erdogan mengapresiasi solidaritas yang telah diperlihatkan Qatar. Hal itu juga yang diperkirakan memotivasi Turki membela Qatar ketika menghadapi aksi boikot dan blokade oleh beberapa negara Teluk, yakni Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain pada Juni 2017.

Kala itu, Turki memasok berbagai kebutuhan pokok untuk Qatar. Sebab blokade oleh keempat negara Teluk menyebabkan pengiriman barang-barang terhambat.

Hingga kini krisis diplomatik antara Qatar dan Saudi, Mesir, UEA, dan Bahrain masih berlangsung. Belum ada tanda-tanda krisis itu akan segera berakhir.

Saudi, Mesir, Bahrain, dan UEA memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar karena Doha mendukung kelompok teroris di kawasan. Tudingan itu segera dibantah tegas oleh Qatar.

Walaupun Doha membantah, Saudi dan koalisinya tetap memberlakukan blokade serta embargo terhadap Qatar. Saudi dan koalisinya kemudian mengajukan 13 tuntutan. Tuntutan itu harus dipenuhi bila Doha ingin terbebas dari blokade.

Adapun tuntutan itu antara lain meminta Qatar memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, menghentikan pendanaan terhadap kelompok teroris, dan menutup media penyiaran Aljazirah. Qatar telah menolak memenuhi tuntutan tersebut karena dianggap tidak logis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement