Jumat 25 Jan 2019 21:23 WIB

Pakistan-Qatar Fasilitasi Kembali Perundingan AS dan Taliban

Perundingan damai Afghanistan selalu kandas meski konflik memasuki tahun ke-18.

Milisi Taliban yang ditangkap oleh polisi perbatasan Afghanistan ketika mencoba menerobos perbatasan di Provinsi Nangarhar.
Foto: AP
Milisi Taliban yang ditangkap oleh polisi perbatasan Afghanistan ketika mencoba menerobos perbatasan di Provinsi Nangarhar.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD— Pakistan menyatakan Islamabad dan Qatar telah membantu dilanjutkannya pembicaraan perdamaian yang macet antara AS dan Taliban Afghanistan. 

"Pakistan, sebagai bagian dari tanggung-jawab bersama, memfasilitasi babak pembicaraan yang berlangsung antara AS dan Taliban di Doha, Qatar. 

Perundingan dilakukan antara kedua pihak tersebut. Untuk pembicaraan itu, Pakistan dan Qatar menyediakan dukungan yang diperlukan dan memfasilitasi pembicaraan sementara Pakistan juga hadir di Qatar," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, Mohammad Faisal, kepada wartawan di Ibu Kota Pakistan, Islamabad.

Pakistan telah berulang kali mengatakan penyelesaian politik melalui dialog mesti menjadi cara untuk maju, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu, Jumat (25/1).

Pekan lalu, Utusan Khusus AS buat Perujukan Afghanistan Zalmay Khalilzad telah melakukan kunjungan yang diperpanjang ke Islamabad guna memecah kebuntuan dalam proses perdamaian Afghanistan.

Selama kunjungan Khalilzad tersebut, Pakistan meyakinkan dia bahwa mereka bisa meyakinkan Taliban untuk menembus kebuntuan, tapi Taliban Afghanistan enggan bertemu dengan para pejabat AS guna menghindari tekanan agar menerima baik Pemerintah Afghanistan dalam proses perdamaian.

Namun pada Senin (21/1), Taliban Afghanistan mengumumkan bahwa pembicaraan yang macet itu antara kedua pihak telah dilanjutkan di Ibu Kota Qatar, Doha.

Pada Desember, Pakistan menegaskan Islamabad telah mengatur pembicaraan langsung yang langka antara Washington dan Taliban untuk melicinkan jalan bagi penyelesaian melalui perundingan bagi konflik Afghanistan, yang telah memasuki tahun ke-18. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement