Senin 04 Feb 2019 10:25 WIB

Erdogan Akui Turki Tetap Kontak dengan Pemerintah Suriah

Erdogan menggambarkan Assad sebagai teroris.

Red: Nur Aini
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: Presidential Press Service via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pihaknya telah mempertahankan kontak tingkat rendah dengan pemerintah Suriah.

"Meskipun Ankara telah mendukung pemberontak yang berjuang selama bertahun-tahun untuk menggulingkan Presiden Bashar al-Assad," kata Erdogan, Ahad (3/2).

Selama ini Erdogan menggambarkan Assad sebagai teroris. Selama konflik delapan tahun Suriah, ia beberapa kali mengatakan bahwa pemimpin Suriah harus pergi. Namun dengan dukungan dari Rusia dan Iran, Assad telah merebut kembali sebagian besar Suriah dari para pemberontak.

Pada Desember lalu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Turki dan negara-negara lain akan mempertimbangkan untuk bekerja dengan Assad jika ia memenangkan pemilihan yang demokratis. Cavusoglu juga mengatakan Ankara melakukan kontak tidak langsung dengan Damaskus melalui Rusia dan Iran.

Selain itu, Erdogan menyarankan agar Turki juga memiliki kontak langsung dengan pemerintah Suriah. "Kebijakan luar negeri dengan Suriah berlanjut pada tingkat yang lebih rendah, badan intelijen beroperasi secara berbeda untuk para pemimpin politik," katanya kepada penyiar TRT dalam sebuah wawancara.

Erdogan berusaha tetap menjaga hubungan dengan Suriah, menurutnya musuh bisa saja dibutuhkan suatu saat nanti. "Para pemimpin mungkin dicopot. Tetapi unit intelijen dapat berkomunikasi untuk kepentingan mereka. Bahkan jika kamu memiliki musuh, kamu tidak harus memutuskan ikatannya. Kamu mungkin membutuhkannya nanti," kata dia.

Presiden Turki itu juga mengatakan bahwa zona aman yang diusulkan di Suriah timur laut, tidak dapat dibentuk oleh pasukan koalisi Barat tanpa Turki. Presiden Donald Trump sebelumnya mengatakan zona aman harus dibentuk ketika pasukan Amerika Serikat mundur dari daerah itu.

"Kami dapat menyediakan keamanan di daerah tersebut. Kami dapat mengelola kawasan bersama Anda. Tidak masalah di sana. Tapi kita tidak bisa meninggalkan daerah itu untuk pasukan koalisi," kata Erdogan.

Selain itu, Erdogan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk mengadakan pembicaraan tentang Suriah di resor Rusia Sochi pada 14 Februari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement