Jumat 22 Mar 2019 12:49 WIB

Trump: Saatnya Akui Dataran Tinggi Golan Wilayah Israel

Israel mencaplok Golan pada 1981, namun tidak diakui secara internasional.

Rep: Umi Soliha/ Red: Ani Nursalikah
Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers di New York pada Kamis (26/9) waktu setempat.
Foto:
Tentara Israel berjaga-jaga di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai negara zionis tersebut.

Wilayah ini terletak sekitar 60 Km sebelah barat daya ibu kota Suriah, Damaskus, dan mencakup sekitar 1.200 Km persegi. Israel merebut sebagian besar wilayah Golan dari Suriah pada tahap penutupan perang Timur Tengah 1967.

Israel menggagalkan upaya Suriah merebut kembali wilayah itu dalam perang 1973. Kedua negara menyepakati mengakhiri perang pada tahun berikutnya.

Kesepakatan itu meliputi pembentukan zona demiliterisasi sepanjang 70 Km yang dijaga pasukan pengawas PBB. Tetapi secara teknis mereka tetap dalam kondisi perang.

Pada 1981, parlemen Israel meresmikan undang-undang yang menerapkan hukum, yurisdiksi, dan administrasi Israel ke Golan, yang pada dasarnya mencaplok wilayah tersebut. Tetapi komunitas internasional tidak mengakui langkah tersebut dan menyatakan bahwa Golan diduduki wilayah Suriah.

Resolusi 497 Dewan Keamanan PBB menyatakan keputusan Israel batal demi hukum dan tidak berdampak secara  hukum internasional. Tiga tahun lalu, ketika mantan Presiden Barack Obama menjabat, AS memberikan mendukung pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menyatakan keprihatinan mendalam bahwa Netanyahu telah menyatakan Israel tidak akan pernah melepaskan Golan. 

Suriah selalu bersikeras mereka tidak akan menyetujui perjanjian damai dengan Israel kecuali jika mereka menarik diri dari seluruh wilayah  Golan. Perundingan damai yang diperantarai AS gagal pada 2000, sementara Turki menjadi penengah dalam perundingan tidak langsung pada 2008.

Ada lebih dari 30 permukiman Israel di Golan, yang merupakan rumah bagi sekitar 20 ribu orang. Permukiman dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional, meskipun Israel membantahnya. Para pemukim tinggal bersama sekitar 20 ribu warga Suriah. Kebanyakan dari mereka adalah orang Arab Druze, yang tidak pergi ketika Golan direbut Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement