Kamis 21 Mar 2019 01:05 WIB

Saudi Siapkan Anggaran Besar untuk Bangun Proyek Hiburan

Pengerjaan proyek hiburan Saudi dimulai pada paruh kedua 2019.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nur Aini
Acara hiburan sepanjang tahun di Arab Saudi
Foto: Arab News
Acara hiburan sepanjang tahun di Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis al-Saud mengumumkan rencana membangun empat proyek hiburan di Riyadh, Saudi senilai 23 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Proyek hiburan itu bertujuan untuk mengubah wajah kota yang padat tersebut.

Seperti dilansir di NDTV pada Rabu (20/3), keempat proyek itu adalah taman hiburan, bulevar olahraga, oasis berlapis pohon, dan pusat seni. Proyek tersebut merupakan serangkaian investasi kenegaraan tingkat tinggi yang diawasi langsung Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.

Baca Juga

Dalam laporan media pemerintah, Raja Salman memerintahkan menamai salah satu jalan di ibu kota Saudi dengan nama putra mahkota. Konstruksi untuk proyek-proyek hiburan itu diharapkan mampu membuka puluhan ribu lapangan pekerjaan di negara itu. Pengerjaan proyek akan dimulai pada paruh kedua 2019.

Pangeran Mahkota Mohammed akan memimpin langsung komite pemerintah yang mengawasi proyek-proyek itu. Pemerintah optimistis proyek hiburan itu menciptakan peluang investasi sektor swasta senilai 15 miliar dolar AS.

Dalam beberapa tahun terakhir, ekonomi terbesar dunia Arab itu telah mengumumkan mega proyek bernilai ratusan miliar dolar dalam upaya diversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak. Namun, implementasi mega proyek itu lambat, seperti pembangunan mega kota NEOM senilai 500 miliar dolar AS di pantai Laut Merah utara.

Pengumuman Raja Salman ini menjadi laporan baru ihwal dukungan sang penguasa kepada putra mahkota, penguasa de facto negara itu. Beberapa waktu lalu, Putra Mahkota Mohammed menuai kecaman global atas tudingan pembunuhan terhadap jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi di dalam Konsulat Saudi di Istanbul. Selain itu, pangeran juga menghadapi kritik atas penahanan dan persidangan terhadap beberapa aktivis perempuan di negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement