Ahad 19 May 2019 08:24 WIB

Raja Salman Serukan Pertemuan Tinggi Negara Teluk

Kasus penyerangan kapal tanker di perairan UEA memicu ketegangan di kawasan Teluk

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dan Raja Salman.
Foto: Saudi Royal Court/Bandar Algaloud
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dan Raja Salman.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud menyerukan pertemuan tingkat tinggi negara-negara Arab dan Teluk di Mekah pada 30 Mei mendatang. Kasus penyerangan atau sabotase terhadap empat kapal tanker di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA) menjadi topik utama yang hendak dibicarakan.

Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan selain sabotase kapal tanker, serangan milisi Houthi yang berbasis di Lebanon terhadap dua stasiun pompa minyak Saudi akan turut dibahas. “Ini memiliki implikasi serius bagi perdamaian regional dan internasional serta pasokan dan stabilitas pasar minyak dunia,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi, dikutip laman Al Arabiya, Ahad (19/5).

Baca Juga

Pekan lalu, empat kapal tanker, dua di antaranya milik Saudi dan UEA, disabotase di lepas pantai UEA. Peristiwa itu seketika menyulut ketegangan karena terjadi saat Amerika Serikat (AS) mengirim kapal induk dan pesawat bomber ke Teluk untuk menekan Iran.

Beberapa pejabat di pemerintahan AS menuding Iran sebagai dalang di balik aksi sabotase tersebut. Namun Teheran telah membantah. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif justru menuduh pejabat garis keras AS yang mengatur peristiwa itu untuk memancing ketegangan.

Washington diketahui sedang memaksa Iran untuk merundingkan kembali kesepakatan nuklir yang tercapai pada 2015. Iran telah menyatakan tak akan bernegosiasi dengan AS. Alih-alih manut kepada desakan AS, Iran justru menangguhkan sebagian keterikatannya dalam kesepakatan nuklir. Ia mengklaim tak lagi memiliki batasan untuk melakukan pengayaan uranium.

Iran telah mengatakan tak menginginkan terjadinya peperangan. Kendati demikian, ia meyakini tak ada negara yang berani membuat konfrontasi dengannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement