Jumat 10 May 2019 13:30 WIB

Israel akan Buka Kembali Zona Penangkapan Ikan di Gaza

Israel melonggarkan pembatasan di Jalur Gaza.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Nelayan Gaza akhirnya bisa melaut kembali.
Foto: Reuters
Nelayan Gaza akhirnya bisa melaut kembali.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel akan melonggarkan pembatasan di Jalur Gaza, Palestina, Jumat (10/5). Pelonggaran ini dilakukan setelah terjadinya pertempuran di wilayah perbatasan, yang memunculkan kekhawatiran perang besar-besaran kembali terjadi.

Dalam langkah pelonggaran tersebut, Israel dilaporkan akan membuka kembali zona penangkapan ikan sejauh 12 mil di lepas pantai Jalur Gaza. Selain itu, Israel juga akan membuka penyeberangan ke dalam dan luar Jalur Gaza pada Kamis (9/5) tengah malam waktu setempat.

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan, sebuah badan Kementerian Pertahanan Israel, COGAT, mengatakan zona penangkapan ikan tersebut adalah bagian dari kebijakan sipil untuk mencegah kerusakan atas kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza. Mereka juga secara tegas memiliki kebijakan membedakan antara ancaman dan warga. Hal ini menggarisbawahi pasukan keamanan Israel tak akan menyimpang dari ketentuan.

Hingga saat ini, ada 3.700 warga di Jalur Gaza yang berprofesi sebagai nelayan. Dalam sebuah laporan kelompok hak asasi manusia Bemselem, dikatakan tak sedikit juga dari mereka yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Langkah pelonggaran pembatasan terhadap Jalur Gaza kali ini dianggap sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Israel dan Palestina pada Ahad (5/5) malam. Sebelumnya, selama dua hari berturut-turut pertempuran terjadi, dengan adanya serangan roket yang ditembakkan Israel dan dibalas dengan ratusan serangan udara oleh militer Israel.

Faksi politik Palestina, Hamas, yang memegang kendali atas wilayah Jalur Gaza, telah mengumumkan perjanjian gencatan senjata. Namun, Israel belum secara resmi berkomentar mengenai kesepakatan tersebut.

Seorang pejabat senior Palestina di Gaza mengatakan, Israel telah setuju mengimplementasikan serangkaian tindakan dalam waktu satu pekan. Hal itu termasuk mencabut pembatasan impor banyak barang ke Jalur Gaza sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.

Pejabat itu juga mengatakan pada dasarnya perjanjian itu berfokus agar Israel melaksanakan ketentuan yang sebelumnya sudah disepakati. Namun, saat ini adalah pertama kalinya Israel berjanji melakukannya meski hanya untuk satu pekan.

Hamas mengatakan bersedia mengakhiri upaya perlawanan terhadap Israel. Hanya ada demonstrasi damai yang dilakukan di perbatasan, yang selama ini dilakukan oleh para warga Palestina. Namun, semua opsi dapat dilakukan jika Israel tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata yang ditetapkan.

Sebelumnya, PBB telah memperingatkan Gaza berada di ambang bencana kemanusiaan. Satu juta warga Palestina di wilayah itu terancam kelaparan.

Selama 12 tahun terakhir, warga di Gaza, daerah sepanjang 25 mil yang menampung hampir 2 juta orang di dalamnya telah menderita dengan berbagai pembatasan yang terjadi. Mereka hingga saat ini harus menghadapi blokade yang dilakukan tak hanya oleh Israel, tetapi juga Mesir.

Anggaran Badan Pengungsi Palestina (UNRWA) PBB diperkirakan akan mengering dalam sebulan. Para pejabat PBB menyatakan, mereka sangat membutuhkan dana tambahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement