Rabu 24 Apr 2019 09:20 WIB

Unicef: 45 Anak Tewas dalam Serangan Bom Sri Lanka

Sebanyak 40 anak yang kehilangan nyawa mereka berasal dari dua kota di Sri Lanka.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Warga Sri Lanka berdoa saat tiga menit mengheningkan cipta untuk korban serangan bom di luar Gereja St. Anthony di Kolombo, Sri Lanka, Selasa (23/4).
Foto: AP Photo/Eranga Jayawardena
Warga Sri Lanka berdoa saat tiga menit mengheningkan cipta untuk korban serangan bom di luar Gereja St. Anthony di Kolombo, Sri Lanka, Selasa (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA -- Juru bicara badan anak PBB Unicef Christophe Boulierac mengatakan setidaknya ada 45 anak-anak yang tewas dalam serangan bom di Sri Lanka. Serangan yang diklaim dilakukan ISIS di hari Paskah itu menelan 320 lebih korban jiwa.

"Totalnya sekarang 45 anak yang tewas," kata Boulierac, di Jenewa, Swiss, seperti dilansir di Malay Mail, Rabu (24/4).

Baca Juga

Boulierac mengatakan jumlahnya dapat terus meningkat. Sebab jumlah anak jelang remaja yang terluka parah dan sekarang berjuang di unit gawat darurat masih banyak.

Unicef sudah mengonfirmasi 27 anak yang tewas di Gereja Santa Sebastian, Negombo. Sementara itu 10 anak lainnya terluka. Di Batticola ada 13 anak yang tewas termasuk bayi berusia 18 bulan.

Sebanyak 40 anak yang kehilangan nyawa mereka berasal dari dua kota di Sri Lanka. Sementara lima anak lainnya berasal dari luar negeri. Boulierac tidak memberi tahu dari negara mana saja anak-anak yang berasal dari luar Sri Lanka tersebut.

Pengusaha kaya asal Denmark Anders Holch Povlsen yang sedang berlibur di Sri Lanka saat serangan terjadi kehilangan tiga dari empat orang putranya. Hal ini diungkapkan juru bicara Bestseller, jaringan toko baju milik Povlsen.

Sebanyak 20 anak juga sedang dirawat di rumah sakit di Kolombo, termasuk empat orang anak yang masih berada di unit gawat darurat. Sri Lanka menyatakan kelompok radikal National Thowheeth Jama’ath bertanggung jawab atas serangan ini. Ledakan delapan bom di berbagai gereja dan hotel memicu kemarahan masyarakat internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement