REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Kebijakan Iran mempertahankan industri dan teknologi nuklirnya ditentang Barat. Barat khawatir kemampuan teknologi nuklir digunakan untuk memnciptakan senjata nuklir. Padahal, negara manapun berhak untuk mengembangkan kemampuan teknologi nuklir. Nuklir bukan hanya milik Barat.
"Iran memiliki hak untuk menjadi kekuatan nuklir seperti negara-negara lainnya di dunia," ujar seorang analis politik terkemuka Jerman, Christian Hacke di sela-sela Konferensi Keamanan Munich ke-48, Jumat (3/2).
Menurut Hacke, program nuklir Iran adalah kebanggaan dan prestise nasional. Mantan profesor University of Bonn ini menjelaskan, Iran adalah mitra yang penting untuk Jerman.
Dia mengingatkan, strategi sanksi Barat terhadap Teheran atas kebijakan nuklirnya, dan mengatakan masalah itu harus lebih fokus dan ditempatkan kembali pada cara-cara diplomatik.
Hacke mengatakan, Barat harus mengakui kepentingan strategis dan kekhawatiran-kekhawatiran Iran.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak sebelumnya mengatakan, jika sanksi atas Iran terbukti tidak efektif, maka Israel akan mempertimbangkan untuk melancarkan aksi militer guna mencegah program nuklir Republik Islam tersebut.
"Kalau saja sanksi gagal menghentikan program nuklir Iran, maka akan perlu untuk mempertimbangkan dilakukannya tindakan," kata Barak.