REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat dan Iran "telah menyepakati untuk pertama kali perundingan langsung" mengenai program nuklir Iran, demikian laporan New York Times, Sabtu (20/10), dengan mengutip beberapa pejabat pemerintah Presiden AS Barack Obama.
Beberapa pejabat Iran telah berkeras pembicaraan takkan dimulai sampai setelah pemilihan umum AS 6 November sebab mereka ingin mengetahui presiden AS mana yang akan berunding dengan mereka, kata seorang pejabat senior pemerintah di Washington kepada New York Times.
Harian itu menyatakan kesepakatan tersebut adalah "hasil dari pertukaran pendapat secara rahasia antara pejabat Amerika dan Iran" yang bermula hampir sejak awal masa jabatan Presiden Barack Obama pada 2009.
Gedung Putih tak bersedia mengomentari laporan New York Times tersebut, ketika dihubungi oleh Reuters. Amerika Serikat dan negara lain Barat telah menuduh program nuklir Iran ditujukan untuk membuat senjata nuklir.
Namun Teheran berkeras program nuklirnya bertujuan damai. Israel telah menyatakan negara Yahdui itu akan menggunakan kekuatan militer untuk mencegah Iran menjadi negara nuklir.
Calon presiden dari partai Republik Mitt Romney telah menyerang Obama karena gagal mencegah ambisi nuklir Iran. Kedua calon itu dijadwalkan bertemu pada Senin (22/10) dalam debat terakhir mereka, yang direncakan dipusatkan pada kebijakan luar negeri.
Kesepakatan AS-Iran tersebut "telah dicapai" dengan para pejabat senior Iran yang melapor kepada Pemimpin Spiritual Ayatollah Ali Khamenei, seorang pejabat pemerintah AS yang tak disebutkan jatidirinya memberitahu New York Times.