REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW--Rusia menyatakan negara itu prihatin dengan rencana NATO menggelar sistem pertahanan udara di dekat perbatasan Turki dengan Suriah. Keprihatinan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri di Moskow, Jumat (23/11).
"(Menteri Luar Negeri) Servei Lavrov menegaskan kembali keprihatinan Rusia mengenai rencana untuk memperkuat potensi militer di wilayah tersebut. Ia menyampaikan kembali usul untuk mendirikan saluran langsung antara Ankara dan Damaskus guna menghindari berbagai kejadian," kata Kementerian itu di dalam dokumen yang disiarkan di jejaringnya.
Lavrov mengeluarkan pernyataan tersebut dalam percakapan telepon dengan Sekretaris Jenderal NATO Janderal Anders Fogh Rasmussen, kata dokumen itu sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Rasmussen, yang memulai percakapan telepon tersebut, menjelaskan kepada diplomat senior Rusia itu mengenai permintaan Turki untuk menggelar rudal permukaan-ke-udara Patriot di wilayahnya dan berkeras rencana tersebut "sepenuhnya bersifat pertahanan".
Turki, Rabu (21/11), secara resmi meminta NATO menggelar rudal Patriot di perbatasannya dengan Suriah, dan persekutuan itu membahasnya tanpa penundaan, kata Rasmussen.
Moskow pada Kamis menyebut militerisasi perbatasan Turki-Suriah sebagai "tanda yang mengkhawatirkan" dan mendesak Ankara agar menahan diri dari "memperkuat ototnya" dan tidak membawa situasi tersebut ke jalur yang berbahaya.