REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Harga minyak naik di perdagangan Asia, Jumat (25/4), setelah Rusia memerintahkan latihan militer baru di perbatasan dengan Ukraina sebagai balasan atas serangan yang dilancarkan Kiev yang mematikan terhadap pemberontak pro-Kremlin yang menduduki kota Slavyansk yang bergolak dalam sebuah eskalasi krisis.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, naik empat sen menjadi 101,98 dolar per barel pada perdagangan sore dan minyak mentah Laut Utara Brent untuk penyerahan Juni juga naik dua sen menjadi 110,35 dolar.
Tan Chee Tat, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura, mengatakan kepada AFP," Jika pemerintah Ukraina mengerahkan kekuatan lebih, saya pikir itu mungkin memicu Rusia melangkah lebih dalam."
Ukraina, pemasok utama ekspor gas alam Rusia ke Eropa Barat, diawasi secara ketat oleh investor yang khawatir bahwa konflik bersenjata skala penuh akan mengganggu pasokan dan mengirim harga minyak meroket.
Soufan Group, sebuah konsultan berbasis di AS yang menyediakan jasa intelejen keamanan strategis kepada pemerintah dan perusahaan-perusahaan multinasional, mengatakan Rusia menyumbang 34 persen pasokan gas alam ke Uni Eropa.
Washington dan sekutu Eropanya mendukung pemerintah Ukraina yang pro Barat telah menuduh Rusia mengobarkan kerusuhan di timur negara itu. Tapi, Moskow telah membantah tuduhan tersebut.