REPUBLIKA.CO.ID, NAYPITTAW -- Myanmar mengenang Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai sahabat yang berperan dalam proses demokratisasi dan peningkatan peran negara itu di ASEAN.
"Saya menggarisbawahi memberikan dukungan bukan hanya persoalan demokrasi tapi menjaga keamanan wilayah dan menjaga keutuhan nasional, dukungan saya terhadap menjaga keutuhan negara ini sekaligus mendorong agar janji Myanmar ke dunia menjalankan demokrasi dijalankan," kata Presiden dalam keterangan pers kepada wartawan sebelum bertolak menuju Jakarta di Nay Pyi Taw, Myanmar, Senin (12/5).
Kepala Negara mengatakan saat itu Indonesia melakukan "second track diplomacy" dengan mengirimkan surat kepada pemimpin Myanmar Jenderal Tan Swee mengenai harapan tersebut. "Dengan gigih kita jalankan second track diplomacy. Saya menulis surat tiga kali ke Senior General Tan Swee, saya mengirimkan surat untuk persuasi, agar hubungan Myanmar bisa berjalan baik dengan dunia," kata Presiden.
Ucapan terima kasih atas peran Indonesia itu, kata Kepala Negara, disampaikan oleh Presiden Myanmar Thein Sein dalam jamuan makan malam khusus mengundang Presiden RI dan delegasi pada Minggu (11/5) malam.
"Tadi malam secara khusus Presiden Myanmar mengundang jamuan santap malam perpisahan karena 10 tahun aktif meningkatkan peran ASEAN. Banyak yang disampaikan, satu hal yang ini tidak diketahui banyak orang beliau menyampaikan terima kasih dengan tulus kepada Indonesia (atas peran selama ini-red)," katanya.
Presiden Yudhoyono mengatakan banyak pemimpin dunia yang meragukan upaya Indonesia secara persuasif mendekati Myanmar agar bisa lebih diterima oleh dunia internasional. Saat ini, kata Presiden, banyak pejabat atau pemimpin dunia yang memuji perkembangan yang dilakukan Myanmar, dan Indonesia senang dengan kondisi tersebut.
"Tetapi sejarah menunjukkan dengan kegigihan itu Myanmar berubah dunia happy dan pemimpin barat berkunjung silih berganti, beliau (Presiden Thein Sein-red) mengatakan betapa tidak kecil peran Indonesia, yang ikhlas kita lakukan sebagai sahabat. Contoh soft power approach sering lebih berhasil dibandingkan gunakan hard power approach," tegasnya.
Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta delegasi melakukan kunjungan kerja ke Myanmar sejak Sabtu (10/5) hingga Senin (12/5) untuk menghadiri rangkaian KTT ASEAN. Kepala Negara dan rombongan dijadwalkan tiba di Jakarta pada Senin sore.