REPUBLIKA.CO.ID,KIEV-- Ukraina mengatakan, tank-tank Rusia telah meratakan sebuah kota kecil di perbatasan. Peristiwa tersebut terjadi di tengah ancaman sanksi Uni Eropa pada Moskow.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko yang menghadiri pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels mengatakan, ia berharap adanya solusi politik. Tapi Poroshenko memperingatkan, negaranya berada dalam ambang perang skala penuh.
Juru bicara militer Ukraina Andriy Lysenko mengatakan, tank Rusia memasuki kota Novosvitlivka di perbatasan dengan Rusia. Tank menembaki setiap rumah di kota tersebut.
"Kami mendapat informasi bahwa hampir setiap rumah telah hancur," kata Lysenko tanpa memberikan rincian.
Lysenko mengatakan, pemberontak telah membuat kemajuan baru di kota timur perbatasan Luhansk.
Dewan pertahanan dan keamanan Ukraina mengatakan, Federasi Rusia melakukan agresi militer langsung di timur Ukraina. Rusia juga disebut-sebut telah mengirim peralatan militer dan tentara bayaran.
Kiev dan negara Barat mengatakan, kemajuan yang dilakukan pemberontak baru-baru ini karena kedatangan barisan pasukan lapis baja Rusia. Mereka dituduh menopang pemberontakan separatis yang seharusnya telah melemah.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin Ahad (31/8), menyerukan Ukraina untuk segera memulai pembicaraan. Pembicaraan untuk menemukan solusi politik atas krisis di Ukraina timur.
Putin berkomentar, Ukraina harus melakukan pembicaraan substansif dan bukan masalah teknis. Bukan mempertanyakan tentang organisasi politik masyarakat dan kenegaraan di tenggara Ukraina, dengan tujuan melindungi kepentingan warga di sana.
Beberapa jam kemudian, Ukraina mengatakan sebuah kapal penjaga perbatasan yang beroperasi di Laut Azov diserang oleh pasukan darat. Pemberontak pro-Rusia baru-baru ini membuka serangan baru di sepanjang pantai laut.