Kamis 09 Oct 2014 23:30 WIB

Kondisi Perawat Spanyol Terinfeksi Ebola Memburuk

Dr. Joel Montgomery (left), team leader for the US Centers for Disease Control and Prevention Ebola Response Team in Liberia. (photo is released on Sept. 16, 2014)
Foto: Reuters/Athalia Christie/CDC
Dr. Joel Montgomery (left), team leader for the US Centers for Disease Control and Prevention Ebola Response Team in Liberia. (photo is released on Sept. 16, 2014)

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Kesehatan perawat Spanyol yang terinfeksi Ebola dilaporkan memburuk pada Kamis (9/10).

Romero (44) merupakan orang pertama tertular Ebola di luar Afrika, setelah terinfeksi dari seorang pendeta Spanyol yang dipulangkan dari Afrika akibat penyakit tersebut.

Selain dia, ada tujuh orang warga Spanyol lain yang dikarantina karena diduga terinfeksi. Sejauh ini hanya Romero yang dinyatakan positif Ebola.

Termasuk yang dikarantina adalah suami perawat itu serta dua dokter yang merawatnya. Tiga orang lagi sudah dikeluarkan dari ruang isolasi pada Rabu malam setelah terbukti negatif Ebola.

Seorang petugas kesehatan di RS Carlos III tempat Romero dirawat mengatakan, Kamis: "Kondisi klinisnya menurun namun saya tidak bisa memberikan lebih banyak informasi karena permintaan pasien."

Komisi Eropa meminta penjelasan, bagaimana infeksi Romero bisa terjadi di sebuah ruang perawatan dengan pengamanan ketat. "Ini jelas bahwa pasien sendiri menyadari ia tidak mengikuti aturan," kata Ruben Moreno, juru bicara bidang kesehatan untuk partai berkuasa Partai Rakyat dalam sebuah wawancara televisi.

German Ramirez, salah satu dokter di rumah sakit tempat Romero dirawat, mengatakan pada Rabu perawat itu menceritakan padanya bahwa ia telah menyentuh mukanya dengan sarung tangan pelindung.

Pada Kamis, seorang dokter lain yang merawat Romero --dan saat ini juga tengah diisolasi-- mengatakan lengan baju pelindung yang dikenakannya saat menangani perawat itu terlalu pendek.

Dalam sebuah surat kepada otoritas kesehatan yang dipublikasikan oleh harian nasional El Pais, dokter tersebut menceritakan detail saat ia merawat Romero selama masa tugas 16 jam yang melelahkan, dan ia tidak diberitahu bahwa Romero terinfeksi virus Ebola. Ia hanya tahu hal itu dari media.

Virus Ebola telah menewaskan hampir empat ribu orang di Afrika Barat sejak Maret, dalam wabah terburuk itu. Virus tersebut menyebabkan demam hemoragik dan ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh pasien.

Badan Kesehatan Dunia mengatakan tidak ada bukti bahwa penyakit itu sudah dapat dikendalikan di Liberia, Sierra Leone dan Guinea.

Orang pertama yang didiagnosa terinfeksi Ebola di AS meninggal pada Rabu dan pemerintah AS memerintahkan pemantauan ekstra di lima bandara utama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement