Kamis 30 Jul 2015 07:15 WIB

Militer AS: Kesepakatan untuk Hindari Konflik Nuklir dengan Iran

Rep: C23/ Red: Ilham
Enam negara kekuatan dunia bertemu bahas nuklir Iran.
Foto: nytimes
Enam negara kekuatan dunia bertemu bahas nuklir Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Staf Gabungan Militer Amerika Serikat (AS), Jendral Martin Dempsey menyanggah tuduhan kesepakatan nuklir Iran membuat negaranya menjadi bagian dari teror. Menurutnya, kesepakatan itu justru mampu meredam kemungkinan konflik militer antara AS dengan Iran. Hal itu dia nyatakan dalam sidang Senat, Rabu (29/7).

Sejak kesepakatan nuklir Iran tercapai, tokoh-tokoh dari Partai Republik vokal mengkritisi perjanjian tersebut. Mereka bahkan meminta Presiden AS Barack Obama agar membatalkan kesepakatan.

"Jika kritik kesepakatan diikuti, akan ada titik paling berbahaya, yakni gesekan dengan rezim Iran," jelas Dempsey dalam pertemuan Senat, seperti dilaporkan The Telegraph.

Selain itu, Ia juga meminta kepada Senat agar pernyataannya tidak dianggap hanya sebagai antusiasme belaka. "Karena menghilangkan risiko konflik nuklir dengan Iran melalui cara diplomatik, lebih baik dibandingkan harus melakukannya dengan cara militer," tegas Dempsey.

Hingga saat ini, kritik Partai Republika terhadap Obama dan menterinya masih mengalir. Bahkan sebagian dari mereka meminta Menteri Luar Negeri AS John Kerry agar meminta maaf pada keluarga militer di negeri Paman Sam itu. Hal ini karena Partai Republik mengklaim telah banyak prajurit AS yang tewas di tangan pasukan Syiah Irak, berkat bantuan senjata Iran.

(C23)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement