Selasa 03 Nov 2015 16:03 WIB

AA: AS Terapkan Standar Ganda Kebebasan Pers

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan pendukungnya usai shalat pagi di Masjid Eyup Sultan di Istanbul, Senin, 2 November 2015. Partai berkuasa AKP menang 49 persen suara dalam pemilihan parlemen.
Foto: Presidential Press Service/Pool Photo via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan pendukungnya usai shalat pagi di Masjid Eyup Sultan di Istanbul, Senin, 2 November 2015. Partai berkuasa AKP menang 49 persen suara dalam pemilihan parlemen.

REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah AS mengkritik otoritas Turki yang dinilai mengekang kebebasan pers dalam kampanye pemilihan kemarin. Sikap kritik tersebut sontak mendapat balasan dari Turki.

Kantor berita Turki Anadolu Agency (AA) menyebut AS menerapkan standar ganda dalam menjalankan kebebasan pers. Anadolu menyingung pengusiran seorang wartawan saat pertemuan antara pejabat AS dan Uzbekistan.

Juru bicara AS, kata Anadolu, tampak panas ketika ditanya mengenai pengusiran wartawan Washington Post. Wartawan itu diketahui mengajukan pertanyaan masalah hak asasi manusia ke Presiden Uzbekistan Islam Karimov saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri John Kerry.  Anadolu kemudian menampilkan video pengusiran yang dilakukan keamanan AS dan Uzbekistan itu.

Sebelumnya juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest, Pemerintah AS memberikan perhatian atas tekanan yang dilakukan Ankara terhadap jurnalis atau media. Tekanan diberikan kepada mereka yang mengkritik pemerintah.

"Kami memberikan perhatian terhadap kebebasan pers, kebebasan berbicara dan kebebasan berkumpul di Turki," ujar Earnest. "Kami meminta otoritas Turki untuk menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi."

Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), tempat Presiden Partai Recep Tayyip Erdogan bernaung berhasil memenangkan pemilihan sela dengan suara mayoritas. AKP pun bisa kembali membentuk pemerintahan tanpa perlu berkoalisi dengan partai lain.

Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa mengeluarkan laporan yang mengecam sejumlah kekerasan terhadap media, serta masalah keamanan lain di dalam pemilihan.

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement