Ahad 08 Nov 2015 19:08 WIB

Etnis Rohingya dan Semarak Demokrasi Myanmar

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Pemilu Myanmar
Foto:

Sejak memimpin pada 1962, junta pertama Myanmar mengizinkan pemilu pada 1990 dengan kemenangan diraih partai Suu Kyi. Militer menolak dan meminta konstitusi pertama diimplementasikan. Ini memakan waktu hingga 18 tahun dengan tekanan internasional.

Akhirnya, pemilu baru digelar pada 2010, namun pihak oposisi diboikot karena dituduh melanggar hukum pemilu. USDP akhirnya memenangkan pemilu dan memimpin pada 2011 di bawah Presiden Thein Sein, mantan jenderal yang memulai reformasi politik dan ekonomi untuk mengakhiri isolasi Myanmar.

Popularitas USDP diuji pada 2012 ketika NLD memenangkan 43 dari 44 kursi. Suu Kyi tidak memilih dalam pemilu-pemilu itu karena ia menjadi tahanan rumah dan tidak ada pemilu di area permukimannya. Meski demikian, ia memenangkan kursi parlemen.

Pada pemilu Ahad, partai Suu Kyi diperkirakan menang banyak. Meski demikian, ini akan menjadi awal tantangan baru karena sebagian besar dari 664 kursi parlemen telah dicantol militer. Perlu kemenangan telak bagi NLD untuk membalikan skenario.

Setelah pemilihan, anggota partai terpilih dan kandidat dari militer akan disaring menjadi tiga orang. Satu akan menjadi Presiden dan dua orang menjadi wakil presiden. Suu Kyi tidak bisa maju menjadi keduanya karena amandemen konstitusi melarang siapa pun dengan keluarga berkewarganegaraan asing untuk menjadi pejabat tinggi. Anak dan suami Suu Kyi adalah warga negara Inggris.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement