Cina selama ini mengklaim sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan, di mana perdagangan global senilai lima triliun dolar Amerika Serikat melewati wilayah tersebut setiap tahun. Cina juga telah membangun landasan pacu dan infrastruktur lainnya di pulau-pulau buatan di wilayah Laut Cina Selatan.
Merespon aksi Cina, juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, Mayor Jenderal David Lo mempercayai rudal telah ditempatkan di Woody Island. Pulau ini di bawah kendali Cina selama lebih dari 40 tahun, tetapi juga diklaim oleh Taiwan dan Vietnam.
"Militer akan memperhatikan perkembangan selanjutnya," kata pernyatan kementerian Taiwan.
Departemen Pertahanan Taiwan menambahkan, pihak-pihak terkait harus bekerja sama menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Laut Cina Selatan. Pernyataan itu juga meminta berbagai pihak untuk menahan diri tindakan sepihak yang akan meningkatkan ketegangan.
Presiden terpilih Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, ketegangan saat ini semakin tinggi di wilayah Laut Cina Selatan. "Kami mendesak semua pihak bekerja sama terkait situasi berdasarkan prinsip-prinsip solusi damai dan pengendalian diri," kata Tsai.
Komandan Komando Pasifik AS, Laksamana Harry Harris mengatakan, penyebaran rudal di Paracel bukan kejutan baginya, tapi akan menjadi perhatiannya. Hal tersebut menurutnya bertentangan dengan janji Cina untuk tak memiliterisasi wilayah itu.
"Kami akan melakukan lebih banyak hal dan lebih kompleks, operasi bebas navigasi di Laut Cina Selatan. Kami tak berniat berhenti," katanya dari Tokyo.
AS telah mengerahkan kapal dan pesawatnya untuk operasi bebas navigasi di Laut Cina Selatan. Operasi ini untuk menjamin tak ada hambatan melalui daerah-daerah yang diklaim Cina, Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Taiwan tersebut.