Jumat 01 Jul 2016 09:30 WIB

Berbagi Bahan Makanan Kurangi Makanan Terbuang di Australia Selatan

Red:
abc news
Foto: abc news
abc news

Sayur dan buah dari pekarangan sejumlah warga di Riverland, Australia Selatan, saling berpindah tangan melalui kegiatan bertukar bahan makanan yang digelar warga setempat. Ini adalah upaya mengurangi limbah makanan dan kembali ke gaya hidup berkelanjutan.

Filosofi di balik kegiatan bertukar bahan makanan sangat sederhana: bawalah apa yang anda punya dan ambillah apa yang anda perlukan.

"Tak ada yang bisa makan seluruh buah dari satu pohon," kata Catherine Langford yang mengorganisir kegiatan itu. "Jadi kalau mereka bisa membaginya dengan orang yang punya pohon buah lain, tentu akan menyetop limbah."

Catherine merupakan sosok di balik kegiatan bertukar bahan makanan di kawasan itu. Kegiatan serupa banyak bermunculan di berbagai negara sebagai pertukaran kelebihan produksi yang ramah lingkungan.

Bertukar bahan makanan juga dimaksudkan untuk mempromosikan gaya hidup berkelanjutan, pola makan sesuai musim dan mengurangi pemborosan makanan.

"Banyak kelebihan buah dan sayur di sekitar sini, kebanyakan jatuh di tanah, saya yakin orang mau ada tempat untuk menampungnya," kata Catherine.

Chiropractor ini kembali ke Riverland bersama suaminya 18 bulan lalu setelah membeli lahan di sekitar kebun anggur dan buah di daerah Renmark.

Sewaktu kecil dia sering mengunjungi kebun kakeknya di Mount Compass dan membantu kakek lainnya memangkas pohon buah di Renmark North.

catherine langford Catherine Langford bersama rekannya Sarah Haslett mengorganisir kegiatan bertukar bahan makanan di daerah Riverland, Australia Selatan.

ABC Riverland: Catherine Heuzenroeder

Kini Catherine bermimpi untuk bisa hidup dengan gaya hidup mandiri.

"Saya tidak suka limbah makanan, tidak suka semua limbah, tapi khususnya limba makanan," kata Catherine Langford.

Dalam kegiatan terakhir bertukar bahan makana, mejanya dipenuhi labu, tanaman bumbu, lidah buaya, umbi-umbian, lemon, cabai, kapsikum dan mentimun.

Tak ada uang yang digunakan, para pesertanya malah sibuk memilih dan membawa pulang apa yang mereka inginkan.

Mereka juga berbagi tips-tips brkebun dan ide resep.

"Orang-orangnya sepemikiran, berkumpul bersama hari Minggu untuk ngobrol, suatu hari ngopi, semacam pergaulan sosial," katanya.

Usaha mereka ini masih kecil-kecilan namun penyelenggaranya berharap semakin banyak warga yang terlibat.

"Tentu saja bagus kalau seluruh kota kecil ini terlibat," katanya.

Home-grown pumpkins Dalam musim dingin, buah labu biasa berlimpah.

ABC Riverland: Catherine Heuzenroeder

Kembali ke gaya hidup hemat

Gerenasi saat ini Recent telah bergeser dari gaya hidup hemat pasca perang dunia menjadi masyarakat konsumtif, dan diperkirakan sepertiga produksi makanan dunia terbuang percuma.

"Apakah soal nilai, orang punya lebih banyak uang, semuanya lebih banyak dibuang," katanya. "Jelas setelah beberapa generasi banyak hal berubah."

Hal sepele seperti mengatur isi kulkas bisa mengurangi limbah makanan.

"Di kulkasku saya menerapkan sistem sehingga saya tidak membuang apa-apa," kata Catherine.

"Ada dua bagian (di kulkas), dan saya pastikan yang baru ditaruh di atas dan yang lama ditaruh di bawah dan kami akan mengambil yang lama terlebih dahulu," katanya.

"Semakin sedikit menyimpan di kulkas semakin banyak anda bisa melihat apa yang terjadi," ujarnya.

Food swap participants Sejumlah warga saling bertukar bahan makanan di Renmark, Riverland.

Supplied: Sarah Haslett

Kegiatan bertukar bahan makanan ini juga diikuti peserta dari kebun buah komersial dan pemilik kebun belakang rumah.

Batasan musim membuat tidak semua peserta bisa menawarkan sesuatu setiap saat.

"Kami hanya perlu orang di saat tertentu saat mereka memiliki produk untuk dibawa. Jika ada waktu dalam setahun di saat mereka tidak memiliki apa-apa, mereka tetap bisa saling bertukar," katanya.

"Mungkin anda tak punya produk namun mungkin punya resep bagus menggunakan kelebihan produk," tambahnya.

Kegiatan ini memungkinkan pesertanya menghemat uang belanja mingguan mereka.

"Secara matematis tidak masuk akal, namun kebanyakan orang membawa pulang lebih banyak daripada yang mereka bawa ke sini," katanya.

Kegiatan ketiga diadakan kelompok ini pada Minggu 3 Juli di sekitaran kantor Renmark Tourist Office di Riverland, Australia Selatan.

Diterbitkan Pukul 12:00 AEST 1/7/2016 oleh Farid M. Ibrahim. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement