Tidak hanya itu, jelas Ali, Erdogan akan terus berusaha untuk menghancurkan Hizmet di luar negeri. Namun, Ali cukup senang dengan jawaban-jawaban yang diberikan oleh sejumlah negara tersebut. '
'Jawabannya kira-kira sama, mereka sebagai negara independen, bukan provinsi Turki. Ditambah, mereka juga mendapatkan manfaat dari sekolah atau lembaga-lembaga itu,'' kata Ali.
Soal penutupan sekolah terkait Gulen di Indonesia, menurut Ali Unsal tak akan berpengaruh. Karena sekolah-sekolah tersebut milik yayasan lokal di Indonesia, bukan Gulen.
Sejumlah orang-orang asal Turki, terutama Hizmet, panggilan untuk para pengikut Fethullah Gullen, ujar Ali, masih mengajar di sekolah-sekolah tersebut.
''Mereka masih bekerja sebagai guru-guru di sekolah-sekolah tersebut. Artinya, mereka (pemilik sekolah) mau di sistem pendidikan mereka ada tambahan ilmu-ilmu positif dan bahasa inggris,'' ujar Ali saat berkunjung ke Kantor Republika, Jalan Warung Buncit 37, Jakarta Selatan, Kamis (4/8).
Namun, Ali menegaskan, sekolah-sekolah ataupun guru-guru tersebut tidak memiliki hubungan langsung dengan Hizmet. Menurutnya, Hizmet bukanlah berbentuk seperti organisasi-organisasi kemasyarakatan. Hizmet hanya sebatas menebarkan inspirasi. Karena itu, ujar Ali, Hizmet akan terus melanjutkan dengan memberima education consulting.
''Di sini, Insya Allah, sekolah-sekolah akan terus di bawah yayasan lokal, pemiliknya juga orang-orang lokal. Tapi untuk orang Hizmet akan membantu untuk memajukan aspek pendidikannya. Ini akan terus, tidak berhenti,'' tutur Ali.