Selasa 21 Mar 2017 06:45 WIB

Mengeksplorasi Rahasia Planet Mars

Rep: Monash University/ Red:
abc news
Foto: abc news
abc news

Mantan ahli geokimia NASA, Sasha Wilson, adalah peneliti planet yang berdedikasi, yang mempelajari permukaan bumi untuk menemukan rahasia kehidupan.

Di samping pengetahuan luasnya tentang kehidupan mikroba di Mars, Sasha tak pernah benar-benar memegang sepotong fragmen dari Mars yang -pada jarak terdekatnya -sejauh 56 juta kilometer dari Bumi. Bahkan, belum ada satupun manusia yang telah memegang sampel dari Mars karena memang belum ada satu pun yang dikirim ke Bumi.

Ahli geokimia suhu rendah seperti Sasha mampu menganalisa rincian seperti pada permukaan planet merah itu berkat "robot geokimia" yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Mars Exploration Rovers’.

Ketiga robot itu telah membuat penemuan penting tentang lingkungan basah di Mars yang mungkin mendukung kehidupan mikroba. Dan walau Sasha mengatakan, butuh beberapa dekade lagi sebelum manusia bisa melakukan perjalanan ke Mars, ia tak berniat untuk melamar ke perjalanan itu. "Saya langsung sakit hanya dengan naik karnaval anak-anak," akunya.

Sasha menempuh pendidikan di Ontario dan datang ke Monash lewat perkuliahan fisika dan geokimia di Kanada serta Amerika Serikat.

"Saya menyadari bahwa saya benar-benar mencintai ilmu Bumi dengan kesempatan untuk bekerja di luar dan berkonsentrasi pada masalah yang terkait lingkungan,” kata Sasha.

"Sangat penting bagi saya agar pekerjaan saya memiliki dampak lingkungan yang positif," imbuhnya.

Selain mempelajari bagaimana mineral bisa memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk kehidupan, Sasha memiliki minat besar lainnya. Ia dan sejumlah mahasiswanya sedang mempelajari bagaimana memulihkan limbah yang dihasilkan oleh industri pertambangan –entah itu menghancurkan limbah berbahaya atau menambah nilai terhadapnya -dengan tujuan akhir untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Sasha dan dua mahasiswa baru-baru ini datang ke lokasi tambang terkontaminasi yang ditinggalkan di luar Tamworth di New South Wales, Australia, untuk menyelidiki penyerapan karbon. "Mahasiswa kami sangat bersemangat untuk mengenakan kostum bulan di situs itu."

Studi lapangan di Australia juga mencakup kunjungan ke danau garam di Victoria (karena kemiripannya dengan lingkungan basah di Mars) dan danau pinggir laut Coorong di Australia Selatan.

Sasha menghargai "tingkat persahabatan yang unik" di antara staf Monash dan bahwa mahasiswanya begitu tajam dan terfokus.

"Saya suka mengajar di Monash dan mengajak mahasiswa keliling Australia, di luar batas kampus." 

Di saat murid-muridnya menemukan banyak kesamaan antara permukaan Bumi dan Mars dengan mengarungi danau dan menggali isi meteor, Sasha terus berbagi kecintaannya untuk "mempelajari planet lain".

Meski ia dikenal di sekitar kampus sebagai 'bintang rock' dari NASA, ia terus rendah hati, lebih memilih untuk membantu mahasiswanya menyusun karya wisata ke Institut Astrobiologi NASA di Indiana, Amerika Serikat.

Sasha memiliki banyak studi lapangan yang direncanakan untuk para mahasiswanya yang berbasis di Monash. "Saya tak sabar untuk menjelajahi rawa-rawa dan danau asam tahun ini ... dan itu ternyata mengelupas kulit Anda cukup baik."

Materi ini diproduksi oleh Monash University.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement