Rabu 03 May 2017 14:56 WIB

Mahasiswa di Australia Kini Lebih Stres

Sejumlah isu menjadi beban bagi mahasiswa di Australia sehingga tingkat stressnya menjadi lebih tinggi.
Foto:

Tekanan finansial

Laporan Universities Australia pada 2013 menemukan sebagian besar mahasiswa saat ini hidup di bawah garis kemiskinan dan memiliki hutang 30 persen lebih banyak pada 2012 dibanding 2006. Dua pertiga mahasiswa S1 khawatir tentang situasi keuangan mereka.

Mahasiswa yang mengalami tekanan finansial dua kali lebih mungkin melaporkan kesehatan mental dibandingkan mahasiswa tanpa tekanan finansial.

Pekan lalu, sebuah laporan AngliCare menemukan keterjangkauan perumahan berada pada titik terendah sepanjang waktu. Tahun ini, dari 67.000 properti yang disurvei, penelitian tersebut menemukan bahwa kurang dari 1 persen yang terjangkau bagi para pensiunan dan mereka yang memiliki tunjangan Centrelink lainnya, atau mereka yang mendapatkan upah minimum.

Vivienne Brown mengatakan bahwa banyak mahasiswa harus bekerja penuh waktu atau paruh waktu. "Artinya belajar sepanjang hari dan bekerja di malam hari. Ini berdampak pada kualitas tidur dan diet," katanya.

'Standar yang naik' dan lapangan kerja rendah

Ada lebih dari 1,4 juta mahasiswa di Australia. Angka tersebut meningkat tajam sejak tinjauan pendidikan tinggi tahun 2008 menetapkan target 40 persen warga usia 25-34 tahun yang memiliki gelar sarjana atau pada tahun 2020. Hal ini meningkat pesat sehingga kita mungkin sudah mencapai target.

Salah satu konsekuensi kenaikan tersebut adalah nilai gelar sarjana di tengah meningkatnya jumlah lulusan. Gelar sarjana mungkin pernah menjamin Anda mendapatkan pekerjaan, namun sekarang Anda memerlukan gelar master. Tingkat pekerjaan lulusan sarjana juga telah turun.

"Sejumlah mahasiswa sadar bahwa, tidak seperti di masa lalu, mendapatkan gelar sarjana atau setara tidak cukup membuat mereka kompetitif dalam dunia kerja," kata Vivienne.

"Mereka harus terus maju dan melakukan studi lebih lanjut seperti master yang biayanya lebih mahal dan mendorong mereka berhutang lebih banyak," katanya.

"Ketidakpastian pekerjaan itu berdampak pada tingkat stres dan kesejahteraan," jelasnya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/studi-nad-inovasi/mahasiswa-di-australia-kini-lebih-stress/8492428
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement