Rabu 03 May 2017 14:56 WIB

Mahasiswa di Australia Kini Lebih Stres

Sejumlah isu menjadi beban bagi mahasiswa di Australia sehingga tingkat stressnya menjadi lebih tinggi.
Foto:

Tekanan akademis

Kajian tahun 2008 juga menetapkan target lebih banyak mahasiswa dari latar belakang sosial ekonomi yang rendah. Laporan Orygen menunjukkan bahwa para mahasiswa ini mungkin menghadapi peningkatan risiko masalah kesehatan mental karena tekanan akademis dan keuangan.

Terkait hal ini, persyaratan masuk universitas telah diturunkan - calon mahasiswa yang nilainya tidak cukup sekarang bisa kuliah. Jeremy Cass dari RMIT mengatakan perubahan ini merupakan alasan utama kenaikan permintaan layanan konseling di universitas.

"Kami menerima mahasiswa yang secara historis tidak akan kuliah tapi sekarang semua orang ditawari tempat. Standarnya masih tinggi dan sebagian mahasiswa tidak mampu menghadapi kompleksitas dunia akademis," katanya.

Mahasiswa internasional yang kesepian

Dasawarsa terakhir di Australia juga ditandai pertumbuhan besar jumlah mahasiswa internasional. Kini jumlahnya sekitar seperempat dari total mahasiswa dan biaya SPP mereka membantu mensubsidi mahasiswa domestik. Pendidikan adalah ekspor terbesar ketiga Australia, senilai sekitar 20 miliar dolar AS.

Laporan Orygen menemukan karena budaya, bahasa dan prakik akademis, mahasiswa internasional berisiko tinggi mengalami kesehatan mental. Hal ini diperparah oleh kondisi kesepian karena kehilangan kontak dengan keluarga dan teman.

Jeremy Cass mengatakan sekitar sepertiga mahasiswa yang mengakses layanan konseling RMIT adalah mahasiswa internasional. "Anda akan berpikir jumlahnya mungkin lebih tinggi, tapi karena alasan budaya mereka mungkin tidak mengakses konseling," jelasnya.

Banjiri konselor

Rasio mahasiswa terhadap konselor di Australia jauh lebih tinggi daripada di Amerika Serikat - sekitar 4.340 berbanding 1.527 mahasiswa per konselor. Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa tidak ada universitas besar di Australia yang memiliki jumlah konselor cukup untuk memenuhi rekomendasi internasional atau ANZSSA.

"Saya khawatir," kata Jeremy Cass kepada Program Hack TripleJ ABC. "Universitas telah meningkatkan jumlah mereka namun sumberdaya untuk konselor tidak meningkat."

"Di RMIT mereka tetap sama selama lima tahun terakhir," katanya.

Pada survei ANZSSA 2013, sebagian besar layanan konseling merasa tidak memiliki staf yang cukup untuk memenuhi tingkat pelayanan yang diharapkan.

Butuh program kesehatan mental di universitas

Di antara rekomendasi lainnya, Orygen meminta Pemerintah Australia untuk memperluas program kesehatan mental generasi muda ke kalangan mahasiswa. "Saat ini program pendidikan kesehatan mental yang didanai pemerintah tidak menjangkau melewati sekolah menengah," kata Vivienne Brown.

"Kami melihat bahwa kaum muda 18-25 tahun yang paling berisiko terkena penyakit mental, makanbya tidak masuk akal jika program pendidikan tersebut tidak diperluas," tuturnya.

Diterbitkan Rabu 3 Mei 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/studi-nad-inovasi/mahasiswa-di-australia-kini-lebih-stress/8492428
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement