REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) melaporkan telah memantau kehadiran sekitar 10 ribu pemimpin dan anggota Alqaidah yang berada di Provinsi Idlib, Suriah. Langkah ini dilakukan setelah AS diminta untuk terlebih dahulu menahan serangan udara di wilayah tersebut.
"Idlib telah menjadi tidak hanya markas terbesar Alqaidah di seluruh dunia, yang mencakup setidaknya 10 ribu pemimpin dan anggota kelompok militan tersebut," ujar seorang pejabat AS dalam pertemuan tertutup dengan sekutu internasional dan regional, dilansir Ashaqrq Al Awsat, Selasa (22/8).
AS mengatakan akan lebih berfokus di Provinsi Idlib dan kemungkinan melancarkan serangan terhadap kelompok itu. Hal ini dilakukan di tengah keterlibatan Negeri Paman Sam yang memimpin koalisi internasional dalam melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Raqqa, Suriah.
Negara adidaya itu sebelumnya juga mengungkapkan kekhawatiran Alqaidah mengambil peran di balik pemerintahan di Idlib. Atas kecurigaan itulah, AS meminta sejumlah sekutu untuk terlebih dahulu menghentikan penawaran bantuan pembangunan kembali institusi dan lembaga sipil di provinsi tersebut.