Rabu 01 Nov 2017 10:06 WIB

Bullying Terhadap Siswa Muslim Meningkat di Kalifornia

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Stop Bullying
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Stop Bullying

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Dewan Hubungan Muslim Amerika (CAIR) menyampaikan, insiden bullying terhadap siswa Muslim dari mulai menarik jilbab sampai di-bully di media sosial (medsos) meningkat pada tahun 2017. Pengamat menilai, meningkatnya insiden bullying akibat dari gaya kampanye Islamofobia saat pemilihan presiden AS pada tahun 2016.

Hasil penelitian menemukan, dari sebanyak 1.041 siswa Muslim berusia 11 sampai 18 tahun, lebih dari setengahnya telah mengalami intimidasi. Mereka mengaku merasa kurang nyaman di sekolah. Data ini dilaporkan CAIR Kalifornia dari hasil penelitian di empat kota termasuk Kota Los Angeles dan San Diego.

CAIR juga menemukan, hanya 69 persen siswa Muslim yang merasa nyaman di sekolah pada tahun 2017. Padahal pada tahun 2014, sebanyak 83 persen siswa Muslim masih merasa nyaman di sekolah. Artinya ada penurunan jumlah siswa Muslim yang merasa nyaman di sekolah karena meningkatnya insiden bullying.

"Kalifornia telah membuat banyak kemajuan, sayangnya, kampanye (pemilu) 2015 dan 2016 menciptakan kemunduran," kata Pengacara Hak Sipil CAIR Los Angeles, Marwa Rifahie, dilansir dari Newsweek, Rabu (1/11).

Marwa mengatakan, dia (Trump) memiliki retorika yang berbahaya terhadap komunitas Muslim dan banyak komunitas lainnya. Beberapa siswa Muslim juga telah banyak yang melapor, jilbab mereka ditarik-tarik. Insiden ini mulai meningkat sejak Pemilu 2016. Di Minnesota ada keluarga dari seorang siswa melaporkan ke CAIR setempat, jilbab putrinya telah ditarik dan dilemparkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement