Ahad 19 Nov 2017 20:52 WIB

Saudi akan Gelar Pertemuan Darurat Bahas Iran dan Hizbullah

Rep: Marniati/ Red: Elba Damhuri
Mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri.
Foto: Reuters
Mantan Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Arab Saudi dan menteri luar negeri Arab lainnya mengadakan pertemuan darurat di Kairo pada Ahad (19/11) untuk membahas Iran dan sekutu Lebanon, Hizbullah. Sekutu Arab menyebut Iran dan Hizbullah mencampuri urusan dalam negeri mereka.

Pertemuan menteri luar negeri Arab diadakan atas permintaan Arab Saudi dengan dukungan dari UEA, Bahrain, dan Kuwait untuk membahas cara-cara menghadapi intervensi Iran.

Menteri Luar Negeri Saudi Adel Jubeir mengatakan tindakan mereka hanyalah sebuah respons terhadap apa yang dia sebut agresi Iran.

"Apa yang Iran lakukan terhadap beberapa negara Arab merupakan intervensi," kata Hossam Zaki, Asisten Asisten Liga Arab, kepada surat kabar Asharq al Awsat dalam sebuah wawancara, Ahad.

Dia mengatakan pertemuan tersebut akan mengirim pesan kuat agar Iran mundur dari kebijakannya saat ini.

Ketegangan regional telah meningkat antara Saudi dan Iran atas pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri. Juga, sebelumnya terjadi peningkatan eskalasi politik kawasan dalam konflik Yaman.

Hariri, sekutu lama Saudi, mengundurkan diri pada 4 November dalam sebuah pengumuman yang dibuat dari Riyadh. Hariri mengaku takut akan ancaman pembunuhan dan menuduh Iran dan Hizbullah menyebarkan perselisihan di dunia Arab.

Hizbullah merupakan kekuatan militer dan sebuah gerakan politik dan menjadi bagian dari pemerintahan Lebanon yang terdiri dari faksi-faksi yang bersaing. Hizbullah menjadi sekutu Presiden Lebanon Michel Aoun.

Aoun telah menuduh Saudi menahan Hariri. Politisi senior Lebanon yang dekat dengan Hariri juga mengatakan bahwa dia dipaksa untuk mengundurkan diri. Arab Saudi dan Hariri menyangkal tuduhan tersebut.

Surat kabar milik negara Mesir Al Ahram mengutip sebuah sumber diplomatik Arab mengatakan pertemuan tersebut dapat merujuk ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Seorang sumber di kementerian luar negeri Lebanon mengatakan menteri luar negeri masih berada di Beirut dan tidak mungkin hadir. Lebanon akan diwakili oleh perwakilannya ke Liga Arab, Antoine Azzam.

Mengantisipasi konfrontasi pada pertemuan Kairo, seorang pejabat senior Lebanon mengatakan menteri luar negeri Lebanon mungkin tidak pergi ke Mesir.

Setelah intervensi Prancis, Hariri terbang ke Prancis dan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Paris pada Sabtu.

Berbicara di Paris, Hariri mengatakan akan menjelaskan posisinya saat kembali ke Beirut dalam beberapa hari mendatang. Dia mengatakan akan ambil bagian dalam perayaan hari kemerdekaan Lebanon, yang dijadwalkan pada Rabu.

Arab Saudi juga menuduh Hizbullah berperan dalam peluncuran rudal di Riyadh dari Yaman bulan ini. Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengatakan pasokan roket Iran ke milisi Houthi adalah tindakan agresi militer langsung.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement