Kamis 30 Nov 2017 16:20 WIB

Sindir May di Twitter, Trump Dinilai Berprasangka

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Reiny Dwinanda
Pertemuan Presiden AS, Donald Trump dengan PM Inggris, Theresa May, Jumat (27/1).
Foto: The Telegraph
Pertemuan Presiden AS, Donald Trump dengan PM Inggris, Theresa May, Jumat (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump membalas kritik Perdana Menteri Inggris Theresa May terhadap keputusannya untuk me-retweet cicitan kelompok sayap kanan Britain First.

"Theresa @theresamay, jangan fokus pada saya, fokus pada Terorisme Radikal Islam yang merusak dan sedang berlangsung di Inggris. Kami baik-baik saja!" tulis Trump dalam akun Twitter pribadinya, Kamis (30/11).

Namun, Trump tampaknya tidak menuliskan akun resmi May, yaitu @theresa_may. Ia kemudian kembali menuliskan cicitan yang sama dengan menandai akun May yang asli.

May sebelumnya mengkritik Trump yang telah me-retweet cicitan Britain First di Twitter, yang menampilkan video-video Islamofobik yang menyesatkan. May bahkan telah menghadapi tekanan dari berbagai pihak untuk membatalkan kunjungan kenegaraan Trump ke Inggris atas insiden tersebut.

"Warga Inggris sangat menolak retorika prasangka yang merupakan antitesis dari nilai-nilai yang mewakili negara ini, yaitu kesopanan, toleransi, dan rasa hormat," ujar juru bicara May, dikutip The Independent.

Pada Rabu (29/11), Trump membuat kebingungan dengan me-retweet tiga video yang belum diverifikasi, yang telah diunggah oleh Jayda Fransen dari Britain First. Salah satu video diberi keterangan, "Migran Muslim memukuli anak laki-laki Belanda dengan tongkat."

Video kedua menunjukkan massa yang diduga Muslim mendorong seorang remaja dari atap dan memukulinya hingga tewas. Lantas, video ketiga menunjukkan seorang pria Muslim menghancurkan patung Maria.

Video pertama segera mendapat bantahan dari seorang pejabat Belanda. Namun, ketiga video itu tentunya telah membangkitkan sentimen anti-Muslim secara daring.

Akan tetapi, May bukan satu-satunya pihak yang mengutuk Trump. Menteri Urusan Komunitas Inggris Sajid Javid mengatakan, Trump telah mendukung pandangan dari organisasi rasis yang penuh kebencian.

Dewan Hubungan Amerika-Islam mengatakan, Trump dengan jelas meminta kepada pendukungnya bahwa mereka harus membenci Islam dan Muslim. Sementara itu, Dewan Muslim Inggris menyebutnya sebagai dukungan paling jelas dari Presiden AS sayap kanan.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, berusaha membela Trump dengan mengatakan wartawan telah fokus pada hal yang salah. "Entah itu video sungguhan, ancamannya nyata. Tujuannya adalah untuk mempromosikan keamanan perbatasan yang kuat dan keamanan nasional yang kuat," ujar Sanders.

Pertengkaran ini tentu sangat memalukan bagi May, yang telah menjalin hubungan dekat dengan Gedung Putih. Dia telah merayu Trump dan berharap dapat melakukan kesepakatan perdagangan dengan AS menyusul adanya Brexit. May juga menjadi pemimpin dunia pertama yang mengunjungi Trump setelah pelantikannya dan berharap dapat menjalin hubungan khusus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement