4. Kami melihat pertemuan Pak Staquf dengan Wakil Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman, yang merupakan sosok Zionis dan pendukung besar untuk pembangunan permukiman ilegal Israel di tanah Palestina. Ia juga mengancam untuk mengganti Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada 29 Mei yang lalu. Oleh karena itu, kami anggap pertemuan ini sebagai dukungan terhadap posisi Israel dan dukungan jelas untuk konspirasi yang menargetkan rakyat dan kepemimpinan Palestina.
5. Bicaranya Bapak Staquf tentang visi almarhum Presiden Abdurrahman Wahid untuk mendukung proses perdamaian untuk membenarkan kunjungannya tidak dapat diterima karena Presiden Abdurrahman Wahid mencoba untuk memainkan peran dalam proses perdamaian selama masanya 1999-2001 atas persetujuan kepemimpinan Palestina pada waktu itu ketika masih ada payung internasional untuk proses perdamaian.
Sementara, situasi saat ini berbeda di mana AS berpihak dengan Israel, dan Israel masih melanjutkan kebijakan pendudukan yang menargetkan tempat-tempat suci dan kepemimpinan dan bangsa Palestina. Oleh karena itu, kami melihat kunjungan ini sebagai dukungan kepada penjajahan Israel.
6. Kami percaya bahwa tidak ada alasan atau logika yang menjustifikasi langkahnya Bapak Staquf, khususnya setelah keputusan otoritas Israel pada 29 Mei yang lalu untuk mencegah saudara-saudara Kristen dan Muslim Indonesia untuk mengunjungi tempat suci di Yerusalem dan wilayah Palestina.
Hal ini bertentangan secara eksplisit pada hak asasi manusia yang paling dasar untuk menjamin hak untuk beribadah dan mengunjungi tempat suci untuk semua pengikut agama, terutama karena tempat-tempat ini terletak di Yerusalem Timur yang menurut resolusi internasional adalah ibu kota negara Palestina yang masih dijajah occupied territory sesuai dengan hukum internasional.