Jumat 02 Nov 2018 16:03 WIB

Tak Cukup Genjatan Senjata, Unicef: Selamatkan Anak Yaman

Sebanyak 1,8 juta balita menghadapi malanutrisi akut.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Nashih Nashrullah
Seorang anak diberi minum di sebuah RS di Hodeida, Yaman. PBB sudah menyatakan krisis ekonomi dan kekerasan di Yaman menyebabkan anak-anak dan keluarga telantar tanpa makan, minum, dan sanitasi.
Foto: AP
Seorang anak diberi minum di sebuah RS di Hodeida, Yaman. PBB sudah menyatakan krisis ekonomi dan kekerasan di Yaman menyebabkan anak-anak dan keluarga telantar tanpa makan, minum, dan sanitasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Badan Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-Anak (Unicef) menyambut baik rencana Amerika Serikat mengajak genjatan senjata di Yaman. Meski langkah mengakhiri perang tidaklah cukup untuk memberikan keleluasaan pada krisis kemanusiaan.

Menurut data Unicef, lebih dari tujuh juta anak Yaman menghadapi ancaman serius kelaparan. Hari ini, 1,8 juta balita menghadapi malnutrisi akut, dan 400 ribu lainnya terdampak oleh malnutrisi akut berat membutuhkan penanganan serius. 

"Mengakhiri perang tidaklah cukup," kata Direktur Regional Unicef, Geert Cappelaere, Rabu, sepereti dilansir Reuters, Kamis (2/11).     

Ia mengatakan, upaya untuk memunculkan solusi dalam 30 hari sangatlah kritis untuk memperbaiki distribusi bantuan dan penyelamatan hidup. Lebih dari 6.000 anak telah terbunuh atau menderita luka serius sejak 2015.

"Ada banyak yang bisa kita pastikan, tapi kita bisa berasumsi bahwa jumlahnya lebih tinggi dan lebih tinggi lagi," ujar dia.

Pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi pada Kamis (1/11) mengatakan siap  mendukung upaya perdamaian yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).  Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, pemimpin koalisi yang memerangi pemberontak Houthi, belum secara terbuka mengomentari permintaan Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk gencatan senjata. 

Pemerintah yang diakui secara internasional Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi mengaku siap kembali ke meja perundingan setelah upaya yang dipimpin PBB pada September lalu gagal karena delegasi Houthi tidak muncul.

"Pemerintah Yaman siap untuk segera mendiskusikan semua langkah membangun kepercayaan," katanya dalam sebuah pernyataan.

          

 

 

 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement